Sukses

Surat Mualaf AS Korban ISIS: Saya Sangat Takut Mati...

Mantan tentara Amerika Serikat itu mengatakan dirinya sangat ketakutan. Takut mati dalam jeratan kelompok ISIS.

Liputan6.com, Washington DC - Sosok Peter Kassig dimunculkan oleh ISIS dalam video pemenggalan keempat terhadap warga asing. Mualaf yang kini bernama Abdul-Rahmah Kassig itu menjadi sandera ISIS dan disebut sebagai target eksekusi berikutnya.

Melihat situasi tersebut, orangtua Peter, Ed dan Paula Kassig sungguh gundah gulana. Dia pun merilis surat yang pernah dikirim Peter dari sarang ISIS.

"Agar orang-orang tahu, betapa besarnya harapan dan perhatian kami untuk dia (Peter)," ujar Ed dan Paula, seperti dimuat BBC, Senin (6/10/2014).

Menurut kedua orangtuanya, Peter sebelumnya bekerja sebagai relawan untuk sebuah organisasi yang ia dirikan di Timur Tengah. Dia kemudian ditangkap ISIS di Deir Ezzor, Suriah, tahun 2013 lalu.

Kata ayah dan ibunya, Peter sudah masuk Islam sebelum ia ditangkap. Kata mereka, Peter masuk Islam dengan tulus tanpa ada paksaan dari pihak manapun, setelah ia belajar mengenal agama tersebut dari temannya.

Dalam suratnya, Peter yang merupakan mantan tentara Amerika Serikat, Army Ranger, mengatakan bahwa dirinya sangat ketakutan. Takut mati dalam jeratan kelompok ISIS.

Berikut isi surat Peter alias Abdul-Rahmah selengkapnya.

"Saya sangat takut, takut mati dan saya seperti putus harapan, tapi saya tetap harus berharap," kata Peter dalam suratnya.

"Saya sangat sedih kenapa hal ini bisa terjadi. Dan untuk kalian semua yang juga tidak bisa pulang."

"Jika saya mati, saya harus bisa membayangkan kenyamanan ketika saya pergi akibat usaha keras saya meringankan dan membantu mereka yang membutuhkan."

"Terkait kepercayaan saya, saya berdoa setiap hari, dan saya tidak marah atas situasi yang saya alami saat ini. Tetap tenang dan sabar."

"Aku mencintaimu," demikian surat Peter yang diterima pada 2 Juni 2014.

Sebelumnya ISIS telah mengeksekusi tiga warga asing. Dua di antaranya adalah jurnalis Amerika Serikat (AS) James Foley dan Steven Sotloff. Satu lainnya adalah seorang pekerja kemanusiaan asal Inggris David Haines.

ISIS baru-baru ini mengeksekusi korban keempat, yakni Alan Henning, warga Inggris yang menjadi relawan perdamaian di Timur Tengah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini