Sukses

Insiden Memalukan, Pilot Irak Malah Jatuhkan Bantuan ke ISIS

Pemerintah Irak sedang menyelidiki insiden memalukan, yang dilaporkan terjadi pada 19 September lalu di Saglawyah, Provinsi Anbar.

Liputan6.com, Baghdad - Pihak Angkatan Udara Irak melakukan kesalahan memalukan. Para pilotnya keliru menjatuhkan makanan, air, bahkan senjata di wilayah yang dikuasai militan ISIS bulan lalu. Fakta tersebut baru terungkap belakangan.

"Sejumlah pilot yang mengangkut bantuan -- senjata dan makanan -- tidak menjatuhkannya ke sejumlah tentara yang berada di area terkepung, terutama Brigade 1 dan 30," kata Hakim Al-Zamili, anggota komisi keamanan dan pertahanan di parlemen Irak, seperti Liputan6.com kutip dari Al Arabiya, Kamis (2/10/2014).

Saluran televisi yang berafiliasi dengan Al Arabiya, Al Hadath melaporkan pemerintah sedang menyelidiki insiden memalukan tersebut, yang dilaporkan terjadi pada 19 September lalu di Saglawyah, Provinsi Anbar.

Media Irak melaporkan, angkatan udara kala itu mencoba menjatuhkan bantuan makanan dan amunisi untuk pasukan Irak yang terkepung militan ISIS di Saglawyah. Namun, justru salah kirim ke pihak militan.

"Belum diketahui apakah para pilot itu belum punya cukup pengalaman atau jangan-jangan ada kesalahan teknis," kata Ghassan Attiyah, ketua Iraqi Foundation for Development and Democracy.

"Agar serangan bisa dilakukan dengan tepat sasaran, perlu ada peralatan tambahan di pesawat, juga perangkat intelijen di darat untuk membantu mereka menentukan lokasi ISIS," tambah dia. Begitu pula saat menjatuhkan bantuan.

Attiyah mengatakan kesalahan tersebut bukannya tak pernah terjadi dalam perang, di mana batasan mana kawan dan lawan di garis depan seringkali kabur. Ia juga menggarisbawahi kurangnya koordinasi antara pasukan udara Irak dan pasukan darat.

Sementara analis pertahanan Ali Abdulamir berpendapat, kurangnya pengalaman di sisi pilot menjadi faktor utama dalam insiden itu. "Kebanyakan penerbang dipanggil lagi untuk bertugas, setelah absen sekian lama," kata dia.

Abdulamir mengatakan, pemerintah harus memberhentikan dan menyelidiki para jenderal yang dianggap bertanggung jawab atas buruknya kinerja angkatan bersenjata -- khususnya setelah kekalahan mereka yang mengakibatkan area dalam jumlah besar hilang dan jatuh ke tangan ISIS.

"Amerika Serikat mengatakan, seperempat pasukan Irak tak berdaya -- sebuah laporan yang berusaha memoles wajah memalukan dari pasukan yang disebut 'tentara Irak' ," kata dia. "Yang benar, tak ada angkatan bersenjata Irak. Angkatan bersenjata telah runtuh, apa yang dimiliki negara ini saat ini adalah milisi yang mengajukan diri dan mendapat predikat tentara."

Perdana Menteri Irak yang baru dilantik, Haidar al-Abadi baru-baru ini memensiunkan 2 jenderal ternama untuk mereformasi angkatan bersenjata. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.