Sukses

“Benkyoukai" Mahasiswa Indonesia di Osaka

Kami mengundang salah satu professor dari Osaka University di bidang antropologi yaitu Professor Madoka Fukuoka

Citizen6, Osaka Kali ini kita akan melihat apa yang dilakukan salah satu organisasi mahasiswa yang terkumpul dalam Persatuan Pelajar Indonesia Osaka Nara yang disingkat PPI ON. Salah satu kegiatan rutin yang wajib diadakan setiap tahun adalah kegiatan yang diberinama benkyoukai.

Pemberian nama tersebut diambil dari bahasa Jepang yaitu “Benkyou-” mempunyai arti “belajar”, sedangkan “-kai” adalah “pertemuan” atau “meeting”. Sehingga benkyoukai sendiri bermakna salah satu kegiatan yang bukan hanya sekedar kumpul-kumpul antar mahasiswa saja, tetapi kegiatan ini dibuat sedemikian rupa agar ada unsur belajar bersama-sama sehingga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi semuanya.

Kegiatan ini pada awalnya dibuat sebagai media untuk mempresentasikan apa yang telah dipelajari bagi mahasiswa S2 atau S3 yang telah menyelesaikan studi di Jepang. Namun mahasiswa Indonesia baik yang berada di Osaka maupun Nara terdiri dari berbagai macam bidang yang berbeda seperti sains, teknik, ekonomi, bahasa dan budaya, dan lain-lain, maka PPI Osaka-Nara berusaha menyatukan bidang-bidang tersebut agar semua warga Indonesia di Osaka Nara dapat bersama-sama menambah pengetahuan baru dengan saling berbagi ilmu dan pengalaman sesuai dengan bidang keahlian mereka.

Karena PPI Osaka-Nara sendiri mempunyai motto “Bersama Membangun Bangsa”.  Meskipun kami belum dapat berkontribusi penuh untuk Indonesia, setidaknya melalui kegiatan semacam inilah yang dapat kami lakukan untuk Indonesia.

Biasanya kegiatan benkyoukai PPI Osaka-Nara ini diadakan setiap tahunnya, akan tetapi ada yang membuat benkyoukai tahun ini lebih spesial dari tahun sebelumnya. Berbeda dengan tradisi benkyoukai yang hanya diadakan sekali dalam setahun, PPI Osaka-Nara tahun ini dibawah kepengurusan Gagus Ketut Sunnardianto mengadakan benkyoukai sebanyak dua kali dalam satu tahun.

Keputusan ini diambil karena ternyata para warga Osaka Nara menganggap kegiatan benkyoukai PPI Osaka-Nara perlu diadakan lebih dari sekali dalam setahun karena ada dua kali masa kelulusan universitas di Jepang, yaitu Maret dan September.

Hari Minggu lalu PPI Osaka-Nara mengadakan kegiatan benkyoukai yang kedua kalinya yang dikoordinatori oleh Widhi Dyah Sawitri dan Pika Yestia. Berbeda dengan kegiatan organisasi mahasiswa di Indonesia yang biasanya dengan mudah melakukan kegiatan di dalam kampus, di Jepang kami biasanya menyewa tempat yang khusus disediakan oleh pemerintah daerah untuk kegiatan komunitas dan kegiatan kultur budaya.

Meskipun acaranya adalah berbagi ilmu dan pengalaman melalui presentasi oleh pelajar Indonesia, tetapi acara ini sengaja dikemas dengan tidak terlalu formal sehingga masih meninggalkan kesan Indonesianya dan nilai-nilai kekeluargaan. Sebelum acara presentasi dimulai, kami sengaja mengadakan makan siang bersama.

Menu makan siang benkyoukai kemarin adalah masakan padang yang disajikan oleh para pelajar lelaki yang menamai dirinya “DenJaka” dengan ketua Ibnu Susanto. Selain itu, seperti layaknya seminar-seminar ilmiah, kami juga mengadakan sesi coffee break. Tetapi bedanya pada coffee break di benkyoukai ini diisi dengan penampilan akustik dari Sanggar Budaya PPI Osaka-Nara.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Professor Madoka Fukuoka

Tepat pukul satu siang waktu Jepang, acara inti benkyoukai pun dimulai. Di awal presentasi, kami sengaja mengundang salah satu professor dari Osaka University di bidang antropologi yang bernama Professor Madoka Fukuoka untuk mengisi special lecture. 

Beliau memberi topik ‘hubungan gender (jenis kelamin) dengan agama: media, identitas, dan kesalehan’ dengan berbahasa Indonesia. Beliau banyak membahas tentang film Indonesia sebagai media ekspresi masyarakat Indonesia dan hal ini ternyata dipelajari dalam antropologi.

Setelahnya barulah para pelajar memberikan presentasi yang dimulai dari pelajar program satu tahun (exchange student) bidang kebudayaan dan bahasa Jepang, yaitu Katya Alvina Canakya, Septian Eka Pratama, dan Tuti Alawiyah.

Dari pemaparan mereka kami yang tidak pernah merasakan program satu tahun pertukaran pelajar jadi mengetahui apa yang mereka lakukan, bagaimana kesibukan mereka, dan tentu saja perjuangan mereka supaya dapat bertahan di Jepang.

Meskipun mereka sering sekali berwisata di Jepang tetapi ternyata setelahnya mereka harus membuat laporan. Kemudian presentasi kedua adalah pasangan keluarga Nadhif Rahmawan, M. Eng. dan Astari Dwiranti R., Ph.D. Yang menarik dari presentasi mereka adalah presentasi yang menggabungkan antara bidang teknik mesin dan biologi.

Nadhif Rahmawan mempresentasikan ‘Belajar tentang Pengelasan, Bekerja dengan Pengelasan, Berkontribusi dengan Pengelasan’, sedangkan Astari Dwiranti R. adalah ‘Pengembangan Teknik Baru untuk Pengamatan Kromosom dengan menggunakan Mikroskop Elektron’.

Kemudian yang terakhir adalah Muhdar Tasrief, Ph.D yang mempresentasikan studinya tentang ‘Biologi Perkapalan’. Beliau menjelaskan bagaimana kapal dibuat dengan menggunakan analogi dalam biologi agar dapat dimengerti oleh orang banyak.

Selain itu, dalam acara benkyoukai ini juga disisipi laporan dari Murni Handayani, sebagai tim penyalur beasiswa PPI Osaka-Nara untuk anak sekolah di Indonesia yang bernama Taiyo Indonesia Foundation (TIF).

PPI Osaka-Nara juga menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Menghidupkan Mimpi ke Negeri Sakura” , buku yang berisi pengalaman mahasiswa Indonesia yang berjuang untuk mendapatkan beasiswa dan kuliah di Osaka University.

Royalti penjualan buku “Menghidupkan Mimpi ke Negeri Sakura” didonasikan untuk membantu adik adik di Indonesia yang kurang beruntung melalui TIF. Dalam kesempatan ini juga ada moment Penyerahan secara simbolis royalti penjualan buku “Menghidupkan Mimpi ke Negeri Sakura” kepada Taiyou Indonesia Foundation yang diwakili Gagus Ketut Sunnardianto sebagai koordinator penulisan buku “Menghidupkan Mimpi ke Negeri Sakura” dan Murni Handayani sebagai ketua Taiyou Indonesia Foundation.

Karena sebagian besar para pembicara akan mengakhiri masa studi di Jepang dan akan kembali ke Indonesia dalam waktu dekat ini, maka pada puncak acara tim benkyoukai mempersembahkan video lima menit yang berisi kenangan bersama PPI Osaka-Nara serta pemberian sertifikat dan kenang-kenangan. Acara ini berjalan dengan lancar dan diakhiri dengan foto bersama.

Kepada Katya Alvina Canakya, Septian Eka Pratama, Tuti Alawiyah, Nadhif Rahmawan, M. Eng., Astari Dwiranti R., Ph.D., dan Muhdar Tasrief, Ph.D, semoga ilmu yang didapat selama di Jepang dapat berguna untuk membangun bangsa Indonesia yang lebih baik dan selamat berjuang di Indonesia nanti. Semoga kami yang masih berada di Jepang dapat segera menyelesaikan studi kami agar dapat segera menyusul dan ikut berpartisipasi langsung dalam membangun bangsa.

Terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam terselenggaranya acara benkyoukai kali ini yang diberi tema Farewell Edition atau Perpisahan Ilmiah, diantaranya: Mas Gagus Ketut Sunnardianto, Bapak Ibnu Susanto, Bapak Muhammad Idris, Bapak Muhammad Yusri Lukman, Mas Surya Agung Priyambada, Mas Agung Setiadi, Teh Nurmalia, Mas Ahmad Miftachur R., Mas Haryo Mirsadi, Mbak Aswita, Mbak Mutia, dan terutama terima kasih yang sebesar-sebarnya kepada seluruh warga Osaka Nara atas dukungan, kerjasama, dan partisipasinya sehingga acara benkyoukai dapat terlaksana dengan lancar. Karena acara-acara PPI Osaka-Nara ini memang dari kami, oleh kami, dan untuk kami maka melalui organisasi mahasiswa ini, mari kita sebagai generasi penerus bersama dalam membangun bangsa.

Penulis:

Widhi Dyah Sawitri

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini