Sukses

Lepas dari Wakil Ketua DPR, Priyo Siapkan Diri jadi Ketum Golkar

Priyo mengatakan ada banyak hal yang dicapai pada masa jabatannya sebagai Wakil Ketua DPR.

Liputan6.com, Jakarta - Masa jabatan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Priyo Budi Santoso segera habis. Selepas jadi pimpinan dewan, dia mengaku ingin fokus mempersiapkan diri menjadi calon ketua umum partai Golkar.

"Pasca di DPR, saya tekan konsentrasi untuk Golkar dan full memikirkan partai dalam rangka untuk rencana dan niat untuk maju sebagai calon ketua umum," ujar Priyo di ruangan Waketum DPR, Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/9/2014).

Pria asal Trenggalek, Jawa Timur itu juga menegaskan, selain mengurusi Golkar, dirinya juga tengah mempersiapkan diri untuk mengurusi lembaga kajiannya yang sudah dibentuk 3 bulan lalu, serta berencana mengajar kembali menjadi dosen.

"Saya akan mulai lagi mengembangkan lembaga kajian yang saya bangun, di mana berisikan para peneliti muda, dan doktor-doktor muda. Saya juga mempertimbangkan kembali menjadi dosen. Saya dulu pernah mengajar di Universitas Trisakti dan Universitas Nasional Jakarta. Beberapa rektor juga sudah meminta saya untuk segera mengajar," terang Priyo.

Tak luput, Alumni Fisipol Universitas Gajah Mada itu juga berharap bisa menikmati keinginannya untuk mencicipi liburan di alam bebas yang tak pernah dirasakannya setelah dari 1997 sampai 2014 selalu disibukan dengan urusan DPR RI.

"Saya ingin melanjutkan kesukaan saya, menikmati Gunung, air terjun, intinya menikmati hidup bersama alam. Semoga itu masih memungkinkan," jelas Priyo.

Selama menjabat menjadi Waketum DPR RI periode 2009-2014 yang merupakan jabatan tertinggi yang pernah ia emban, Priyo menyatakan paling berkesan baginya adalah pembahasan RUU Pilkada yang baru-baru ini disahkan, serta mengusut masalah bank Century.

Priyo mengatakan ada banyak hal yang dicapai pada masa jabatannya sebagai Wakil Ketua DPR. Meskipun demikian, untuk urusan legislasi dan bugdeting masih mengalami keterhambatan. Meskipun mengatakan mandek, Priyo menegaskan semua itu bukan kesalahan dari DPR saja.

"Sebenarnya banyak pencapaian pada periode ini, Beberapa undang-undang menjadi mahakarya periode DPR sekarang ini. Memang dari dua dan tiga masakah ada. Misalnya menentukan anggaran, legislasi. Meskipun terkesan mandek di DPR, tapi ada yang ngadat di pemerintah.

Di kesempatan itu juga, Priyo mengingatkan bahwa menduduki jabatan pimpinan DPR bukan semata-mata bisa langsung menyuruh para anggota menaati perintah pada pimpinan DPR.

"Meski jabatan saya Waketum DPR, tapi Di DPR saya tidak bisa mengatur orang sesuai keinginan saya. Saya biasanya terus melakukan pendekatan satu persatu," ujar Priyo.

Dia pun menglkaim bahwa orang yang memimpin DPR pada umumnya bisa memimpin lembaga lain dengan mudah.  "Teorinya sederhana, menjadi pimpinan DPR, tentu bisa memimpin dimana saja," tegas Priyo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini