Sukses

Komandan Perempuan Arab dan Pangeran Ganteng Ikut Serang ISIS

Pilot pesawat tempur yang memimpin serangan udara Uni Emirat Arab ternyata adalah seorang perempuan! Saudi bahkan mengutus pangerannya.

Liputan6.com, Riyadh - Banyak sisi lain yang menarik dalam serangan Amerika Serikat yang dibantu 5 negara Arab -- Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, Bahrain, dan Qatar -- ke jantung ISIS di Suriah.

Ini salah satunya: pilot pesawat tempur yang memimpin serangan udara Uni Emirat Arab ternyata adalah seorang perempuan!

Namanya Mayor Mariam Al Mansouri. Dia adalah pilot angkatan udara pertama dari Uni Emirat Arab.

Tak hanya itu. Perempuan berusia 35 tahun tersebut juga diangkat menjadi komandan skuadron jet F-16 yang memimpin serangan terkoordinasi ke target ISIS di Suriah yang dilakukan pekan ini.

Mayor Al Mansouri bercita-cita menjadi pilot sejak remaja. Namun, ia harus menunggu lama, dengan bekerja sebagai staf Komando Umum (General Command) -- hingga angkatan udara membuka pintu untuk merekrut perempuan.



Seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Kamis (25/9/2014) sarjana sastra Inggris itu adalah yang pertama bergabung dengan angkatan udara, ia pun memenangkan penghargaan Pride of the Emirates Medal.

Perempuan berjilbab itu mendapatkan pujian karena dianggap sempurna melaksanakan tugas -- dalam bidang pekerjaan di mana tak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki.

Sang mayor adalah 1 dari 8 anak dalam keluarganya. Ia mengaku fokus 'berkompetisi dengan dirinya sendiri' untuk meningkatkan keahliannya.

Setelah Fox News mengonfirmasi identitasnya sebagai pilot tempur perempuan, foto-fotonya menyebar luas di dunia maya, jadi sensasi di internet. Orang-orang ramai memujinya, bahkan mengajukan lamaran pernikahan. 

Baca juga: Pangeran Ganteng Arab Saudi...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pangeran Ganteng Arab Saudi


Pangeran Ganteng Arab Saudi

Tak cuma sang komandan perempuan yang menarik perhatian. Salah satu pilot tempur militer Arab Saudi ternyata cucu Raja Arab Abdullah bin Abdul Aziz.

Pangeran Khaled bin Salman -- nama sang pilot -- adalah anak Putra Mahkota Salman bin Abdul Aziz. Ia difoto saat berada di kokpit jet tempur F15, usai melakukan serangan terhadap kelompok ISIS, yang secara sepihak mendeklarasikan diri sebagai Daulah Islamiyah atau Islamic State. Fotonya lantas menyebar di dunia maya.

Pangeran Arab yang ganteng itu diyakini menjadi pilot 1 dari 4 pesawat tempur milik Kerajaan Arab Saudi di malam ketiga misi penyerangan terhadap ISIS. Demikian dikutip dari Daily Mail.

Ada ribuan orang berpredikat 'pangeran' di  Arab Saudi. Namun, Khaled bin Salman ada di level atas di kalangan kaum darah biru. Ayahnya adalah Wakil Perdana Menteri Pertama sekaligus Menteri Pertahanan Arab Saudi. Kakeknya adalah penguasa.

Dilaporkan, keterlibatan pangeran dalam serangan diungkap sendiri oleh Pemerintah Arab Saudi. Tak hanya untuk meyakinkan Barat, terutama AS, bahwa posisi mereka adalah melawan kelompok AS. Juga untuk menegaskan pada rakyatnya bahwa ISIS adalah musuh Kerajaan. 



Sebelumnya, sejumlah orang menaruh curiga, bahwa ISIS didanai oleh para jutawan Arab Saudi -- yang didukung oleh fakta bahwa banyak orang di negeri kaya minyak itu menaruh simpati pada kelompok tersebut.

Abdulkhaleq Abdulla, ilmuwan politik yang bertalian dengan Pemerintah Uni Emirat Arab berpendapat Saudi Arabia tak sedang menghindar, tapi ada risiko besar di dalam negeri. Keselamatan jiwa sang pangeran yang ikut bertempur bisa jadi terancam.

Sejumlah pihak berpendapat, alih-alih menyerang ISIS, Arab Saudi seharusnya menggempur Tel Aviv Israel. "Saya berharap A.S menghargai ini (sikap Arab)," kata Abdulkhaleq Abdulla.

Berupaya memenangkan hati rakyat, media Arab Saudi memajang foto pilot-pilot militernya, lengkap dengan keterangan bahwa ISIS, "Merusak citra Islam -- menjadikan agama yang sejatinya mulia dianggap mengajarkan pembunuhan dan pemenggalan," demikian dilaporkan Financial Times. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.