Sukses

Kapolda NTB: 3 Terduga Teroris Target Lama Tim Densus

Ketiga terduga teroris itu terlibat dalam sejumlah aksi teror di beberapa wilayah Indonesia.

Liputan6.com, Mataram - Penangkapan sejumlah terduga teroris di Kabupaten Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat, Sabtu 20 September silam, bukan didasari atas penembakan 3 aparat yang dalam kasus terakhir menewaskan Kepala Kepolisian Sektor Ambalawi, Iptu Abdul Salam.

"Mereka adalah target lama Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror," kata Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (Kapolda NTB) Brigjen Pol Sriyono di Mataram, Senin (22/9/2014).

Ia mengatakan bahwa dari sejumlah terduga teroris yang tertangkap pada Sabtu silam, 3 di antaranya adalah target lama yang terlibat dalam sejumlah aksi teror di beberapa wilayah Indonesia.

"3 Di antaranya terlibat aksi terorisme, seperti yang terjadi di wilayah Poso dan Dompu," ujar Sriyono.

Namun tidak dipungkiri kemungkinan adanya keterkaitan antara pelaku dengan aksi penembakan aparat. "Bisa saja ada dugaan keterkaitan dengan kasus penembakan aparat, kita lihat saja nanti hasil pengembangannya," ujar Kapolda NTB.

Dalam penyergapan terhadap para terduga teroris di Kabupaten Dompu dan Bima, Sabtu 20 September lalu, Tim Densus 88 Antiteror berhasil mengamankan 6 terduga teroris dan seorang di antaranya yakni NR tewas tertembak saat penggerebekan di Dompu.

Sehubungan hal tersebut, saat dikonfirmasi wartawan terkait jumlah terduga teroris yang diamankan Tim Densus 88 Antiteror, Sriyono menjawab jumlahnya bukan 5, tapi 6 orang, seorang di antaranya tewas.

Pelaku yang tertembak yakni NR (23) warga Desa Oo, Kabupaten Dompu. Ia tewas karena hendak melawan saat Tim Densus menggerebeknya.

Kemudian, saat disinggung mengenai barang bukti yang berhasil diamankan pihak kepolisian, Brigjen Sriyono menambahkan salah satunya adalah bahan peledak jenis bom. "Ada bom yang berhasil diamankan Tim Densus 88 Antiteror. Bahan peledak itu ditemukan di tempat NR," ucap Sriyono. (Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini