Sukses

Prabowo Belum Habis

Mereka yang hadir dalam KLB ini akhirnya sepakat mengangkat Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra yang baru menggantikan Suhardi.

Liputan6.com, Jakarta - Prabowo Subianto belum habis. Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu belum keluar dari arena politik. Dia juga masih tampil dengan penuh gaya sebagaimana ciri yang dipertontonkan sejak masa-masa kampanye Pilpres 2014.

Gambaran itulah yang ditampilkan Prabowo sepanjang Sabtu, 20 September 2014, saat partai politik yang dia dirikan, Gerindra, menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk mencari pengganti almarhum Suhardi. Ketua Umum Gerindra itu meninggal dunia pada Kamis 28 Agustus 2014 malam, sekitar pukul 21.40 WIB di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan, akibat penyakit kanker paru-paru stadium IV.

Karena itu, perhelatan ini menjadi momen penting bagi Partai Gerindra untuk memilih ketua umum baru yang akan membawa partai menuju sebuah persaingan sehat dengan pemerintah di parlemen guna menatap masa depan pada Pemilu 2019.

Gerindra jelas harus memilih pengganti Suhardi yang cakap, disegani dan punya pengaruh kuat. Sebab, Gerindra saat ini bukan lagi hanya sebuah parpol dari sekian banyak parpol yang ada. Gerindra saat ini adalah salah satu motor penggerak sejumlah parpol yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih.

Sejumlah nama pun disebut sejak awal untuk menggantikan Suhardi. Secara struktural dan organisasi, sangat gampang menebaknya bahwa para calon ketua umum tak akan bergeser dari petinggi-petinggi Partai Gerindra, seperti mereka yang menempati posisi Wakil Ketua Umum serta Sekretaris Jenderal.

Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, sempat berembus wacana di internal Gerindra jika pengganti Ketum tidak jauh dari Waketum saat ini.

"Waktu itu Bang Desmond (Ketua DPP Desmond Junaidi Mahesa) dan Bang Martin (Anggota Dewan Pembina Martin Hutabarat) bilang kalau pengganti almarhum Pak Suhardi itu nggak jauh dari Waketum," kata Fadli saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Jumat 19 September lalu.

Fadli berujar, kader-kader Gerindra pada tingkat bawah menginginkan posisi Ketum ditunjuk langsung Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. "Kelihatannya nanti ini kemungkinan aspirasi dari bawah itu, ya umumnya menginginkan langsung di tangan Pak Prabowo," ujar dia.

Jika kabar itu benar, maka posisi Ketua Umum Gerindra akan diperebutkan 4 orang, yaitu Wakil Ketua Umum Gerindra Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Gerindra Bidang Kesejahteraan Rakyat Sumarjati Arjoso, Wakil Ketua Umum Gerindra Bidang Keuangan dan Pembangunan Nasional Edhy Prabowo, dan Wakil Ketua Umum Gerindra Bidang Ekonomi Murphy Hutagalung.

Namun, hingga menjelang pembukaan KLB Partai Gerindra di Nusantara Polo Club, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Sabtu pagi, tetap belum ada kabar yang memastikan posisinya sudah mengerucut pada 1 nama. Agaknya, kalangan internal Gerindra tak mau mendahului Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai pihak yang punya hak mutlak untuk mengarahkan pilihan.

Karena itu, kehadiran Prabowo sangatlah dinanti-nantikan kader Gerindra dari seluruh Indonesia di arena KLB. Dengan mengenakan baju putih lengan panjang yang menjadi ciri khasnya, Prabowo tiba di lokasi dengan menggunakan helikopter.

Helikopter putih yang membawa Prabowo mendarat di lokasi KLB sekitar pukul 09.00 WIB. Setibanya di sana, Prabowo pun disambut Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani. Selain Prabowo, beberapa petinggi Partai Gerindra yang telah tiba lebih dulu, antara lain Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, Wakil Ketua Umum Fadli Zon, dan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Rachel Maryam.

Tampil membuka KLB, Prabowo memberikan sambutan dan langsung membakar semangat kader Partai Gerindra. Dengan percaya diri, Prabowo menegaskan bahwa Gerindra akan menjadi partai nomor 1 di republik ini.

"Kongres luar biasa ini kesempatan yang baik untuk membuka diri dan melaksanakan koordinasi dan konsolidasi. Kita berkeinginan jadi partai no 1 di Indonesia. Kita bukan politisi, kita adalah pejuang politik," tegas Prabowo.

Dia juga menyinggung soal kekalahan dirinya pada Pilpres 2014. Dia mengatakan, sejak awal tujuan Partai Gerindra membela kedaulatan bangsa Indonesia dan berjuang untuk menyelamatkan kekayaan negeri.

"Tak penting memikirkan kekalahan kemarin. Kita hidup sebagai pejuang dan kita akan mati sebagai pejuang, tak penting Prabowo menjabat apa, yang penting menjadi cita-cita rakyat akan diperjuangkan," ucap dia.

Untuk mewujudkan Gerindra menjadi partai terdepan, partai ini merasa perlu menjadikan Prabowo sebagai nakhoda. Ya, mereka yang hadir dalam KLB ini akhirnya sepakat mengangkat Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra yang baru menggantikan Suhardi.

Jadi, bukan Wakil Ketua Umum atau jajaran struktural Gerindra lainnya yang memegang tampuk kepemimpinan Gerindra. Prabowo langsung mengambil alih kendali partai untuk memaksimalkan kekuatan menuju harapan yang ditanam partai di masa depan.

Sekjen Partai Gerindra sekaligus pemimpin KLB ke-3 Ahmad Muzani mengatakan, pengangkatan Prabowo sebagai ketua umum secara aklamasi ini atas permintaan 33 DPD dan 503 DPC se-Indonesia. Namun, pengangkatan ini bersifat sementara, karena Prabowo ingin segera dilaksanakan Kongres Pertama Partai Gerindra.

"Dalam KLB semua sepakat dan meminta kesediaan Prabowo untuk merangkap jabatan sementara sebagai Ketua Umum," jelas Muzani usai KLB.

Dia mengatakan, Prabowo ditetapkan sebagai ketua umum hingga digelar Kongres Partai Gerindra yang pertama yang direncanakan akan digelar pada 2015. Pengangkatan Prabowo dilakukan secara aklamasi dan penuh dengan kekeluargaan.

"Awalnya anggota meminta agar Prabowo menjadi ketua umum sampai seterusnya, namun Prabowo dengan tegas menolak," ungkap dia.

Meski posisi ini bersifat sementara dan tetap membuka kemungkinan bagi Prabowo untuk menjadi Ketua Umum Gerindra definitif, sebuah sinyal sudah diperlihatkan Prabowo. Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) ini telah menegaskan bahwa dirinya belumlah mundur dari pusaran politik utama negeri ini.

Alih-alih meratapi kekalahan, Prabowo memperlihatkan Pilpres 2014 hanyalah bagian dari episode panjang yang masih jauh dari akhir. Dan kini, dengan berada di luar pemerintahan serta memimpin gerbong parpol Koalisi Merah Putih, dirinya bersama Gerindra optimistis bisa memperlihatkan taring politik.

Semangat itulah yang kini terus dijaga Prabowo agar tidak kendor. Meski gagasan untuk menyetujui RUU Pilkada yang mengundang pro dan kontra itu cenderung makin berkurang 'peminat' ketimbang bertambah, Prabowo agaknya tak peduli.

Begitu juga ketika dikabarkan petinggi 2 parpol Koalisi Merah Putih ikut menghadiri Rakernas PDIP di Semarang, Jawa Tengah, dia tampak santai dan tidak terpengaruh dan seolah menganggap kehadiran itu tak ubahnya orangtua yang datang ke sekolah menjemput rapor anaknya.

Maka, akan sangat menarik melihat langkah Prabowo dalam menarik gerbong Koalisi Merah Putih serta bendera Gerindra di panggung politik Tanah Air.

Tentu saja, yang layak ditunggu adalah langkah cantik Koalisi Merah Putih mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat serta mencarikan solusi bagi masalah bangsa saat pemerintah keteteran menanganinya. Jika itu dilakukan, sangat besar kemungkinan keinginan menjadikan Gerindra sebagai parpol nomor 1 bukan lagi sekadar harapan yang terlontar saat berpidato.


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini