Sukses

Masjid Ramah Gay di Afrika Selatan Menuai Kecaman

Menurut pendiri masjid, Hargey, selain boleh menjadi imam, perempuan akan diperbolehkan salat di ruang yang sama dengan laki-laki.

Liputan6.com, Cape Town - Seorang akademisi muslim mendirikan masjid ramah gay di Afrika Selatan, meski pun mendapat ancaman mati dan kecaman dari sebagian masyarakat muslim setempat. Masjid yang diberi nama Open Mosque atau Masjid Terbuka itu didirikan di Cape Town oleh Taj Hargey, seorang profesor di Pusat Pendidikan Muslim Oxford di Inggris.

"Kami membuka masjid untuk orang-orang dengan pikiran terbuka, bukan orang-orang yang pikirannya sempit," kata Hargey seperti dilansir BBC, Jumat (19/9/2014).

Hargey mengatakan, sudah tiba waktunya melakukan revolusi. "Di Afrika Selatan 20 tahun lalu, terdapat revolusi damai dari apartheid menjadi demokrasi dan kami memerlukan kemajuan serupa di bidang agama," tutur Hargey.

Menurut Hargey, selain boleh menjadi imam, perempuan akan diperbolehkan salat di ruang yang sama dengan laki-laki. Masjid dinyatakan terbuka bagi semua gender, agama dan orientasi seksual. Menurutnya, masjid itu akan membantu mencegah radikalisasi Islam.

Dewan Yudisial Muslim, yang merupakan lembaga payung organisasi Islam di Afrika Selatan menyatakan, sedang menyelidiki keberadaan masjid baru tersebut dan mencatat kekhawatiran masyarakat.

Dewan menyerukan kepada warga untuk menjauhkan diri dari masjid itu. Hargey, kelahiran Cape Town, menegaskan gagasan Masjid Terbuka ini tidak bertentangan dengan Islam.

"Masjid yang kami buka adalah replika masjid asli Nabi Muhammad, di mana tidak ada pembatas," jelas dia.

Segregasi atau pemisahan antara laki-laki dan perempuan, menurut Hargey, baru terjadi setelah masa Nabi Muhammad.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.