Sukses

Kian Parah, Kabut Asap Ancam Tutup Seluruh Wilayah Sumsel

BMKG Sumsel telah sulit mendeteksi lokasi titik api di Sumatera Selatan karena ketebalan kabut asap yang kian tinggi.

Liputan6.com, Palembang - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang kian parah semakin mengancam provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Bahkan, seluruh wilayah di Sumsel bisa terancam tertutup kabut asap hutan.

Sebab, satelit pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel sudah sulit mendeteksi lokasi titik api di Sumatera Selatan karena ketebalan kabut asap yang kian tinggi.

Kepala BMKG Sumsel Indra Purna mengaku pihaknya kian sulit mendeteksi sejumlah lokasi titik api karena kabut asap yang kian menebal dan mengganggu proses pemotretan pantauan hotspot.

"Kalau sebelum kabut asap ini tebal, kita menemukan lebih dari 70-an titik api di Sumsel. Sekarang tambah di 8 lokasi yang tersebar di lima kabupaten yaitu Ogan Komering Ilir (OKI), Muara Enim, Musi Banyuasin (Muba), Ogan Komering Ulu Timur (OKUT) dan Ogan Ilir (OI)," jelas Indra.

Di Palembang, kata dia, hanya mendapatkan kiriman asap dari OI dan OKI. Namun, jika dipantau secara langsung, titik api kemungkinan lebih dari 100 lokasi.

Meskipun sudah memiliki ketebalan yang parah, BMKG menegaskan kondisi ini masih dalam kategori sedang dan tidak separah tahun 2006, 2011 dan 2012 lalu. Karena, kabut asap sekarang tidak mengganggu penerbangan pesawat kendati harus tetap diwaspadai.

Pantauan Liputan6.com di Palembang, jarak pandang bisa mencapai 1-5 meter. Terlebih saat subuh menjelang pagi hari menjadi momen kabut asap menebal dan jarak pandang hanya berjarak 1-1,5 meter. Kabut asap ini juga ternyata menyebar hingga ke provinsi Jambi. lantaran pusat kebakaran mengarah dari arah angin Tenggara menuju Barat Laut.

Sementara di wilayah Kabupaten Banyuasin, puluhan hektare perkebunan kelapa sawit milik PT Campang Tiga sejak tiga hari lalu terbakar. Kepulan asap menebal membuat jarak pandang di wilayah Tungkal Ilir hanya mencapai 2-5 meter saja.

"Sudah tiga hari ini kobaran api sudah menghanguskan ribuan lahan kelapa sawit milik PT Campang Tiga dan dibiarkan pihak pengelolanya, sehingga kini merambat ke wilayah Kubu I Tungkal Ilir," ujar warga Tungkal Ilir Lasono.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) menyebutkan di beberapa daerah juga berpotensi terjadi kebakaran hutan dan kebun. Bahkan pemilik kebun pun terbiasa membakar lahan untuk membuka kebun saat musim kemarau.

Sedangkan di Kabupaten Muara Enim, sepanjang awal September sampai hari ini, terpantau 148 hot spot (titik api) tersebar di sejumlah kecamatan.

Wilayah kecamatan yang menjadi sumber hot spot diantaranya Kecamatan Lubai, Lubai Ulu, Sungai Rotan, Muara Belida, Lembak, Rambang Dangku, Rambang, Gunung Megang, Ujan Mas, Muara Enim, Lawang Kidul, Tanjung Agung dan Semendo Darat Ulu. Selain itu, hot spot terbesar juga terdapat di Lubai dan Gunung Megang.

"Sebagian besar diakibatkan oleh pembukaan lahan untuk berkebun, mereka melakukannya dengan cara membakar. Karena itu, banyak kebakaran di daerah ini," ungkap Kasat Polhut Yuli Surya Darma.

Menurut Asisten III Pemprov Sumsel, Najib, pihaknya sudah mengerahkan semua kepala daerah untuk turun langsung ke lapangan melihat kondisi kebakaran dan menindak para pelaku.

"Kita harus menindak para pelaku untuk memberikan efek jera. Ini sudah berulang kali terjadi setiap tahunnya, pasti ada kesengajaan. Bupati dan Walikota harus turun langsung," beber Najib. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • BMKG adalah singkatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang berstatus Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPN).

    BMKG

  • Kabut Asap

Video Terkini