Sukses

Markas Tentara Pelajar Dirusak, Kepsek Minta Segera Diperbaiki

Kepala sekolah SMA 17 "1" Yogyakarta mengatakan, bangunan bersejarah bekas Markas Tentara Pelajar itu dirusak pada Mei 2013.

Liputan6.com, Yogyakarta - Setelah tertangkapnya pelaku perusakan bangunan cagar budaya yang berfungsi sebagai bangunan SMA 17 "1" Yogyakarta, pihak sekolah berharap bangunan bekas markas Tentara Pelajar bernama Brigade Tujuh Belas itu, dibangun lagi agar proses belajar mengajar dapat kembali dilakukan di bangunan bersejarah itu.  

Kepala sekolah SMA 17 "1" Yogyakarta Suyadi mengatakan, sejak bangunan sekolah dirusak pada Mei 2013 lalu, kegiatan belajar  menjadi terganggu. Namun ada beberapa pihak yang peduli sehingga siswa dan guru dapat melakukan kegiatannya.

Saat ini puluhan siswa SMA 17 "1" melakukan kegiatan belajar di SMP 17  "1" di Gowongan Lor 232, Penumping, Gowongan, Jetis, Yogyakarta. Sebelumnya, proses belajar-mengajar dilakukan di Universitas Janabadra lantai 4 Fakultas Ekonomi.

"Kita sekarang nebeng. Kita inginnya sekolah dapat segera dibangun. Jadi tersangka selain dikenai hukuman, juga harus segera membangun bangunan sejarah perjuangan," ujar Suyadi di SMP 17 "1" Rabu malam (17/09/2014).

Menurut Suyadi, bangunan SMA 17 "1" yang syarat nilai sejarah itu saat ini dalam kondisi hancur lebur. Hanya bagian utama ruang guru yang masih terlihat berdiri. Sementara bagian kanan dan kiri dari ruang guru. Hanya dinding tanpa atap yang masih terlihat. Tak hanya itu, pantauan Liputan6.com pada Kamis (18/9/2014), coretan vandalisme juga memenuhi dinding-dinding bekas kelas. Rumput tinggi juga menyelimuti bangunan tersebut.

"Dahulu kita memang melawan kebodohan sekarang kita  melawan kebodohan. Siswa kita tidak dari mereka yang masuk sekolah negeri dan favorit. Kita pengin generasi muda tetap sekolah. Sesuai omongan Gubernur DIY, harus sekolah sampai SMA. Wong Jogja kok ra sekolah (orang Yogya kok ga sekolah)," ujar Suyadi.

Bangunan bersejarah ini dirusak karena terkait sengketa lahan. Kasus ini sekarang sudah ditangani Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).

"Lahan itu hibah dari Yayasan Budi Utomo ke Yayasan Pengembangan Pendidikan 17 dengan lahan 558 meter persegi. Waktu itu ada orang yang mengatasnamakan ahli waris, padahal ahli waris yang ada tidak semuanya setuju. Ahli waris dari Bona Ventura Hardjono. Pak Bona ini kepala sekolahnya. Padahal jelas itu tanah milik Yayasan. Masak Yayasan Budi Utomo menyerahkan ke personal. Nggal mungkin kan," ucap Suyadi.

Tak hanya bernilai sejarah sebagai markas Tentara Pelajar, bangunan sekolah ini telah banyak menampung siswa untuk menuntut ilmu. Pada 1984, bangunan ini menampung 1952 siswa dengan 122 guru dan 42 karyawan, sehingga mencatatkannya sebagai sekolah menengah atas dengan siswa terbanyak di Indonesia. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini