Sukses

Ini Jalur Masuk 4 Warga Turki Terduga Teroris ke Indonesia

Sutarman mengatakan, masuknya 4 orang asing itu dari negaranya, Turki ke Kamboja melalui jalur laut.

Liputan6.com, Jakarta - Hasil penyelidikan sementara 4 warga Turki terduga teroris internasional yang diringkus Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, ternyata membeli paspor senilai $1.000 di Thailand.

"Informasi sementara, diperoleh dengan membayar $1.000. Dari Thailand membeli paspor $1.000, ke Kuala Lumpur langsung Bandung, Jawa Barat," kata Kapolri Jenderal Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (17/9/2014).

Sutarman mengatakan, masuknya 4 orang asing itu dari negaranya, Turki ke Kamboja melalui jalur laut. Dari Kamboja menuju Thailand lewat jalur darat. Di Taiwan mereka membuat paspor.

"Apakah paspor asli atau tidak sedang dalam proses. Paspor yang ditemukan sedang diidentifikasi di laboratorium, kita kerja sama dengan kedutaan Turki untuk menetapkan paspor palsu atau nggak," papar dia.

Dengan bermodal paspor, kata Sutarman, 4 warga asing itu dengan mudah masuk ke Indonesia dan termonitor aparat.

"Dari situ kita ikuti ke Makassar, lalu ke Palu. Kemudian kita lakukan razia perbatasan menuju ke Poso, ketangkep Sabtu (13 September) lalu," jelas dia.

Pada kesempatan berbeda, Kadiv Humas Polri Ronny F Sompie menjelaskan, saat ini polisi masih mengumpulkan alat bukti terkait penangkapan 7 terduga teroris di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu 13 September lalu. Termasuk 4 warga asing itu.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Barang Bukti

Barang Bukti

Sejumlah bukti yang didapat dari hasil penggeledahan di beberapa tempat, didapat 2 ponsel, 2 senjata tajam, dan 1 SIM A.

"Kemudian, ditemukan juga uang tunai kurang lebih Rp 4 juta dan kunci pas," sambung Ronny di Mabes Polri.

Penggeledahan terjadi saat penangkapan terduga teroris Akbar alias Bams alias Joko di rumahnya, Jalan Banteng Lorong, Kecamatan Palu Selatan, Senin 15 September kemarin lusa.

Selain itu, Densus 88 juga menggeledah rumah Kalman, yang diduga anggota jaringan Santoso. "Dia (Kalman) sebagai bendahara kelompok ini di Palu," beber Ronny.

Dari rumah Kalman, lanjut Ronny, ditemukan barang berupa 4 Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), 1 flash disk, SIM Card, catatan pembuatan bom kapsul, 1 senjata tajam, 5 kunci busi, 4 dudukan plat nomor, dan 3 kunci motor.

Pada Selasa 16 September, kata Ronny, aparat menggeledah rumah milik orangtua Iful, di Desa Lambara, Tawaeli, Kota Palu. Di situ polisi mengamankan barang bukti 3 SIM Card, 1 ponsel, dan 1 bong sabu-sabu serta bongkaran sepeda motor Yamaha Jupiter MX.

Kemudian di rumah mertua Icang di Desa Lambara, Tawaeli, Kota Palu --rumah yang sempat menjadi inapan 4 warga asing itu-- polisi menyita 1 senjata tajam.

"Penggelahan (dilanjutkan) lagi di rumah orangtua Ivan di Desa Kinta, Nupabomba, Tanantovea, Donggala. Ditemukan 5 unit ponsel dan kunci pas," sambung Ronny.

Ronny menambahkan, saat ini 4 warga asing yang diduga asal etnis Uighur, Turki Timur itu masih diproses di Mabes Polri. Kemungkinan mereka akan bergabung dengan kelompok Santoso di Poso. Turki Timur merupakan daerah otonomi khusus Xinjiang China. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini