Sukses

Tentara Robot Bersenapan Mesin Ditempatkan di Perbatasan Korsel

Robot SGR-1 milik Korea Selatan dilengkapi senapan mesin 5,5 mm dan peluncur granat 40 mm. Dipasang di sepanjang tapal batas.

Liputan6.com, Seoul - Perang Korea 1950-1953 berhenti dengan ditandatanganinya gencatan senjata, bukan perjanjian damai. Secara teknis, Korea Utara dan Selatan masih dalam kondisi tempur. Hingga kini, hubungan dua negara masih tegang. Kabar terbaru menyebut, bahkan robot dikerahkan dalam konflik tak berujung itu.

Untuk menjaga perbatasannya dengan pihak Utara, Korsel menempatkan robot-robot di sepanjang tapal batas.

Robot-robot yang dilengkapi senapan mesin, dibangun oleh anak perusahaan Samsung. Masing-masing unitnya dilengkapi dengan detektor panas dan gerak untuk mengidentifikasi target-target potensial yang jauhnya lebih dari 2 mil atau 3,2 km.

Meski Robot SGR-1 dilengkapi senapan mesin 5,5 mm dan peluncur granat 40 mm, namun masih dibutuhkan operator manusia untuk memberi perintah tembak.

Sistem tersebut kali pertama diuji coba pada 2006. "Tentara-tentara manusia bisa dengan mudah mengantuk dan tertidur, juga mengalami penurunan konsentrasi dari waktu ke waktu," kata juru bicara Samsung Techwin, Huh Kwang-hak, seperti Liputan6.com kutip dari Daily Mail, Selasa (16/9/2014).

"Namun, robot-robot ini memiliki  pengawasan otomatis, tak meninggalkan celah untuk apa pun yang menyerupai kemalasan manusia," kata dia. "Robot-robot juga tak punya rasa gentar pada musuh di garis depan.

Sang juru bicara yakin, SGR-1 bisa mencegah perang. Robot tersebut akan bekerja berdampingan dengan para serdadu sungguhan di area Demilitarised Zone atau DMZ -- area sepanjang 160 mil dan selebar 2,5 mil yang memisahkan dua Korea.

Masing-masing robot diyakini berharga US$ 200.000 atau Rp 2,4 miliar. Namun belum jelas berapa unit yang akan diinstal.

Cara kerjanya, saat mendeteksi potensi ancaman, robot tersebut akan memberi tahu ke pusat komando.

Lalu, operator manusia bisa menggunakan video dan perangkat audio yang ada pada robot -- untuk berkomunikasi jarak jauh -- sebelum memutuskan apakah tembakan akan dilepaskan.

"SGR-1 adalah teknologi perlindungan yang akan melayani dan melindungi tentara manusia terhadap penyerang musuh di zona berbahaya," kata Kwang-hak. "Robot itu bisa dan akan mencegah perang."

Saksikan videonya di bawah ini. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini