Sukses

Diserbu Asap Sumatera, Udara Singapura Mengarah Tanda Merah

Alat ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara) sudah mencapai 151 Psi.

Liputan6.com, Pekanbaru - Beberapa hari terakhir, Singapura terus mendapat kiriman asap kebakaran hutan dan lahan dari Sumatera Selatan dan Jambi. Bahkan pada Senin (15/9/2014) malam, kondisi udara di negeri jiran tersebut sudah mengarah tidak sehat.

"Kondisi udara di sana sudah mengarah pada tanda merah. Di mana alat ISPU-nya (Indeks Standar Pencemaran Udara) sudah mencapai 151 Psi," kata Juru bicara Badan National Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo, melalui pesan singkatnya.

Selain tidak sehat, beberapa wilayah Singapura mengalami penurunan kualitas udara. Beberapa alat ISPU yang ada sudah berwarna oranye, dengan arti mengarah ke tidak sehat dan sensitif.

Saat ini, terang Agus, jumlah titik api dan panas di sejumlah wilayah Indonesia mengalami peningkatan pesat. Riau yang sebelumnya selalu dominan, sudah dikalahkan Sumatera Selatan dan Kalimantan.

Di Kalimantan Tengah, Satelit Terra dan Aqua mendeteksi 630 titik, Kalimantan Barat 268, Kalimantan Selatan 74, Sumatera Selatan 281, Kepulauan Bangka Belitung 53, Jambi 48, dan Lampung 8.

"Asap di Kalimantan mengarah ke arah timur laut menuju pusaran siklon Kalmaegi. Sedangkan di Sumatera angin menuju ke utara dan timur laut sehingga asap dari Sumsel menyebar ke wilayah Riau. Bahkan asap dari Riau dan Sumsel menyebar ke Singapura dan Malaysia," ucap Agus.

Sebagian besar penyebab kebakaran karena areal kebun dan hutan sengaja dibakar. Cuaca di Indonesia yang tengah menuju puncak kemarau telah dimanfaatkan pihak tertentu untuk membuka lahan dengan cara tidak benar.

"Puncak kemarau diperkirakan hingga Oktober 2014 sehingga potensi kebakaran akan makin meluas jika tidak ada pengendalian. Berdasarkan data tahun 2006-2014, pola hotspot di Sumatera dominan terjadi pada pertengahan Juni-Oktober, sedangkan di Kalimantan pada Agustus-Oktober," pungkas Agus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.