Sukses

Alasan Ahok Tak Temui Prabowo Sebelum Mundur dari Gerindra

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menilai Ahok tak memiliki etika politik.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menilai Ahok tak memiliki etika politik. Sebab rencana pengunduran dirinya tak dibicarakan lebih dulu dengan internal partai, khususnya kepada sang Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto.

Menanggapi kekecewaan Hashim itu, Ahok pun menjelaskan, keputusannya yang terkesan mendadak itu dikarenakan mendapat ancaman pemecatan dari kader Gerindra.

"Nah, saya pikir, saya nggak mau mundur juga, M Taufik sama Fadli Zon sudah teriak-teriak pecat terus. Ya daripada dipecat, lebih baik saya mundur. Daripada saya datang ke DPP ribut-ribut, marah-marah, mending saya berhenti," terang Ahok di Balaikota Jakarta, Senin (15/9/2014).

Sebenarnya, lanjut Ahok, apa yang terjadi antara dirinya dan Gerindra saat ini hampir sama dengan masalahnya dengan Partai Golkar beberapa tahun silam. Ketika itu, dirinya masih menjadi kader Golkar dan akan diusung Gerindra untuk mencalonkan diri sebagai Wagub DKI.

Golkar pun langsung mengancam memecatnya, sehingga membuat mantan Bupati Belitung Timur itu langsung mengajukan surat pengunduran diri daripada dipecat tidak terhormat.

>>Next>>

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Ada Titik Temu

Tak Ada Titik Temu

Lagipula menurut Ahok, berdiskusi panjang lebar pun dengan rekan separtainya kala itu tak akan mencapai titik temu. Karena Gerindra sudah jelas mendukung Pemilu tidak langsung yang berbanding terbalik dengannya yang ingin mempertahankan pemilihan langsung untuk kepala daerah.

Sebenarnya, beber Ahok, tepat di hari dirinya mengirimkan surat pengunduran diri, anak Hashim yakni Aryo Djojohadikusumo menemuinya di Balaikota. Namun hasilnya ternyata sesuai yang ia pikirkan bahwa pemikirannya dengan Gerindra sudah berseberangan.

"Karena dalam pikiran mereka (Gerindra) itu adalah bagaimana koalisi merah putih bisa membagi jatah-jatahan, kabupaten/kota mana. Ini kan soal persepsi, lihat saja omongan mereka waktu saya melempar isu pertentangan, mereka langsung mau pecat saya kan. Nah kalau gitu, saya datang ke kantor buat apa? Saling berargumentasi juga hasilnya apa, pemecatan," ungkap dia.

Yang jelas, lanjut Ahok, dirinya berkomitmen untuk mendukung partai apabila parpol itu setia pada konstitusi. Namun jika sebaliknya, dirinya akan memutuskan berpisah dari partai yang tak loyal terhadap konstitusi.

"Terserahlah orang menafsirkan seperti apa. Sekarang kan masalahnya menafsirkan konstitusi secara berbeda. Kalau anda menggunakan sila Keempat Pancasila, itu bisa berdebat. Menurut tafsifan saya keterwakilan itu langsung oleh rakyat, bukan lewat broker lagi yakni DPRD," tandas Ahok.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini