Sukses

Keluarga Korban Pemenggalan ISIS: Jangan Salahkan Islam

Liputan6.com, London - Warga asing kembali menjadi korban kekejaman kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Setelah 2 wartawan Amerika Serikat (AS), James Wright Foley dan Steven Sotloff, kini warga Inggris yang jadi sasaran.

Seorang pekerja kemanusiaan asal Inggris, David Cawthorne Haines dilaporkan dieksekusi berdasarkan video pemenggalan yang disebar oleh ISIS, kelompok ekstremis yang secara sepihak memproklamasikan diri sebagai Negara Islam.

Keluarga sangat berduka atas nasib David yang menjadi korban ISIS. Tapi saudara kandung David, Mike Haines meminta semua pihak tidak salah kaprah menilai gerakan ISIS. Kata dia, hal ini bukanlah masalah agama, tapi persoalan kemanusiaan.

"Jangan salahkan Islam atas ulah ISIS. Ini juga bukan salah warga atau keturunan Timur Tengah," ujar Mike, seperti dimuat Al-Arabiya, Senin (15/9/2014).

"Kami melihat banyak aksi radikal yang menyimpang. Dan ISIS juga bukan masalah ras, agama, atau pun politik. Ini adalah masalah kemanusiaan," imbuh dia.

Mike menyarankan pihak internasional tidak gegabah dalam menghadapi ISIS. Menurut dia, perlu cara yang lebih bijak untuk menaklukkan ISIS dan jangan terlalu terburu-buru melancarkan serangan ke kelompok tersebut, demi mencegah jatuhya korban jiwa dari warga sipil yang tak berdosa.

Dalam sebuah video yang disebar pada Sabtu 13 September 2014 malam, terlihat detik-detik sebelum David Haines diduga dipenggal oleh algojo yang merupakan anggota ISIS. Sama seperti 2 video sebelumnya, eksekutor mengenakan pakaian jubah hitam dan si korban memakai baju mirip tahanan berwarna oranye.

Sebelum dieksekusi, David Haines diminta ISIS untuk membacakan pesan kepada Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron. Dalam pesan bertajuk "A Message to the Allies of America", ISIS mengecam langkah Inggris bersekutu dengan AS.

"Anda malah berkoalisi dengan Amerika Serikat melawan ISIS, sama seperti mantan pendahulu Anda, Tony Blair. Anda malah meneruskan tren di antara PM kami yang tidak memiliki keberanian untuk mengatakan tidak kepada Amerika," kata Haines dalam tayangan video tersebut, seperti dimuat The New York Times. [Baca juga: Alan Henning, Warga Inggris Kedua Target Eksekusi ISIS]

Perdana Menteri Inggris David Cameron mengecam keras aksi pembunuhan yang dilakukan ISIS. Pemerintah Inggris akan memburu para pembunuh Haines

"Kekejian ISIS harus diakhiri dengan jalan yang tenang dan terencana. Mereka (ISIS) bukanlah Muslim, melainkan monster," tegas Cameron.

Melalui video, ISIS sebelumnya dikabarkan telah memenggal dua wartawan Amerika Serikat, yakni James Foley dan Steven Sotloff. ISIS mengatakan Foley dan Sotloff dibunuh sebagai pembalasan atas serangan udara Amerika terhadap wilayah-wilayah kekuasaan mereka di Irak. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini