Sukses

Ahok dan Haji Lulung Berdamai?

Bertemu di acara Lebaran Betawi, di Monas, dengan menggunakkan pakaian yang sama, Ahok berbisik di dekat wajah Lulung.

Liputan6.com, Jakarta - Dua politisi itu berbisik. Keduanya, yang menggunakan pakaian serupa, serba hitam khas Betawi, terlihat terlibat perbincangan serius. Salah satu politisi tersebut yang tak lain adalah Wakil Gubernur DKi Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menundukkan kepala mendengar bisikan lawan bicaranya yang tak lain adalah anggota DPRD DKI dari Fraksi PPP, Abraham Lunggana atau Haji Lulung.

"Saya memang sudah akrab, dari dulu memang mesra kok," kata Ahok menjelaskan sikapnya terhadap Lulung di Monas, Jakarta, Minggu (14/9/2014).

Sikap dan perkataan Ahok tentu mengundang tanda tanya. Benarkan hubungan di antara kedua politisi itu tak terjadi apa-apa? Sebab tiga hari terakhir, keduanya sempat bersitegang. Tak hanya melontarkan kata-kata pedas, Lulung bahkan sempat mengancam akan membinasakan karier mantan bupati Belitung Timur.

"Ahok harus dibinasakan, binasakan kariernya jadi wakil gubernur. Kalau dulu saya bilang harus diperiksa kesehatan jiwanya, hari ini terbukti, semua orang bilang dia gila. Makanya saya bilang, saya binasakan kariernya Ahok. Nggak bakalan dia dilantik jadi gubernur," tegas Lulung di Gedung DPRD DKI, Kamis 11 September 2014 lalu.

Kecaman ini dilontarkan Lulung gara-gara tidak terima dengan pernyataan Ahok yang menyebut DPRD hanya calo dan menjadikan kepala daerah hanya sebagai sapi perah.

Pernyataan Ahok ini terkait penolakannya terhadap Rencana Undang-Undang (RUU) Pilkada, yang salah satu isinya menyebut pemilihan kepala daerah (pilkada) melalui DPRD. Ahok mengatakan menolak RUU Pilkada karena tak mau menjadi sapi perah DPRD dan diperbudak DPRD.

Meski tak menunjuk langsung kepada DPRD DKI, namun Lulung yakin pernyataan keras Ahok tersebut ditujukan untuk DPRD DKI.

Lulung pun berang. Dia menilai tudingan dan ucapan keras Ahok itu untuk menghajar DPRD DKI. Karena itu, tokoh Tanah Abang itu tak hanya mengancam tapi juga meminta Ahok mempertanggungjawabkan ucapannya.

"Kami meminta Pak Ahok bertanggung jawab dengan hak interpelasi. Kami belum bekerja, Pak Ahok menghindari DPRD. Dia tidak pernah menjalankan UU Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 17 yang menyebut Gubernur dan Wagub harus menjalankan etika dan norma," kecam Lulung.

Tak perlu menunggu, di hari yang sama Ahok langsung merespons kecaman Lulung. "Membinasakan karier? Kita lihat saja siapa yang kariernya binasa," kata Ahok sambil tersenyum di Hotel Four Seasons, Jakarta Selatan.

Ahok mengaku sudah terbiasa menerima kritikan atau tantangan dari dulu. Sehingga ketika Lulung merasa tersinggung atas pernyataannya yang dinilai merendahkan lembaga legislatif, Ahok tak ingin pusing memikirkannya.

"Ya sudahlah, dia kan memang sudah bilang kalau aku gila. Kalau memang gila, ya sudah," tegas Ahok lagi. Perseteruan antara Lulung dan Ahok bukan yang pertama kalinya.

Terhitung sudah tiga kali keduanya berseteru. Pertama, terkait penertiban pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Juli 2013 lalu. Kedua, terkait ramalan Ahok pada Februari 2014. Saat itu Ahok menyebut banjir di kawasan Kampung Pulo, Jakarta Timur, mustahil untuk diatasi.

Tapi, baik perseteruan pertama ataupun kedua berujung damai. Saat keduanya bersitegang gara-gara penertiban PKL di Tanah Abang, perseteruan Ahok dan Lulung berakhir dengan tawaran secangkir kopi.

Ketika Ahok Merayu Haji Lulung

Kini, perseteruan terakhir pun berujung mesra. Bertemu di acara Lebaran Betawi, di Monas, dengan menggunakan pakaian yang sama, Ahok berbisik di dekat wajah Lulung.

"Gua bisikin ke dia, gua mau pinjem mobil mewahnya," ungkap Ahok saat ditanya kedekatannya dengan Lulung.

Ketika kembali ditanyakan, Ahok tak mengubah jawabannya. "Tadi saya merayu dia untuk pinjem mobil lamborghini-nya," tandas Ahok.

Guna mempertegas bahwa perseteruannya dengan Lulung berakhir, tanpa sungkan di depan warga Jakarta, Ahok mengatakan, "yang terhormat, Bapak Haji Lulung nama bekennya, teman sparing (berlatih tinju) saya."

Menurut Ahok, tidak selamanya ia dan Lulung berbeda paham. Ahok yakin Lulung akan sepaham soal dana pendidikan melalui program Kartu Jakarta Pintar. Ahok pun meminta agar Lulung sebagai anggota DPRD DKI mau mengesahkan dana yang diajukan Pemprov DKI Jakarta.

"Pak Lulung pasti sepaham dengan saya, 40 persen orang nggak sekolah. Kalau gaji Rp 3 juta, ada anak SMA, habis uangnya. Kita akan beri beasiswa penuh. Kita akan lengkapi cukup. Saya yakin Pak Haji Lulung bantu sahkan dan KJP bisa lebih baik. Kalau KJP dipenuhi tak ada anak miskin nggak sekolah," tandas Ahok.

Disebut sedemikian rupa, Haji Lulung pun melunak. Dia bahkan mengatakan akan terus mendukung Pemerintahan Ahok.

"Saya orang pertama yang bilang, tidak ada yang melarang Ahok jadi gubernur karena itu hasil konstitusi. Oleh karena Pak Jokowi jadi presiden, dengan sendirinya Ahok jadi gubernur. Saya mengatakan itu jauh-jauh hari. Pak Ahok, saya mendukung pemerintahan Pak Ahok sampai selesai," jelas Lulung.

Apakah Haji Lulung sudah berdamai dengan Ahok? Di kesempatan yang sama, Lulung mengatakan akan mendukung pemerintahan Ahok, asal politisi yang baru saja keluar dari Partai Gerindra bermulut manis. Lulung tak mau mantan anggota Partai Golkar itu menyudutkan anggota DPRD DKI Jakarta lagi.

"Mulutnya harus manis-manis. Gua kan dipilih rakyat, lah Haji Lulung dipilih siapa? Rakyat. Jadi bahasanya harus merakyat," tegas dia. Terkait rencana untuk melayangkan hak interpelasi, Lulung mengatakan hal itu tidak akan terjadi bila Ahok segera mengklarifikasi ucapannya yang menyudutkan DPRD.

"Anggota DPRD semua kan masih rapat. Pak Ahok nggak usah sungkanlah, nggak usah minta maaf, klarifikasi saja," tandas Lulung. (Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.