Sukses

Feri Berisi 80 Lebih Penumpang Tenggelam di Filipina

Kapal Maharlika II mulai miring di perairan berombak kencang di pesisir provinsi Leyte Selatan, Filipina.

Liputan6.com, Manila - Kapal feri antar pulau di Filipina dilaporkan tenggelam di pesisir sebuah pulau pada Sabtu malam 13 September waktu setempat. Garda pantai Filipina pun memulai operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) terhadap lebih dari 80 penumpang beserta awak, setelah mengetahui kabar tersebut.

Direktur kantor pertahanan sipil Blanche Gobenciong mengatakan, kapten kapal feri Maharlika II itu sempat memerintahkan para penumpang dan awaknya keluar setelah kapal tersebut mulai miring di perairan berombak kencang, di pesisir Provinsi Leyte Selatan.

"Saya menerima laporan kapal itu tenggelam, tetapi hal itu tidak bisa segera dikonfirmasi," jelas Gobenciong seperti dikutip dari VOA News, Minggu (14/9/2014).

Sejumlah laporan awal menyebutkan, feri pengangkut 58 penumpang dan 26 awak itu mogok akibat masalah pada kemudi. Lalu tiba-tiba kapal mulai miring.

"Tidak ada arus gelombang besar pada saat kecelakaan, tetapi kawasan tersebut terimbas tidak langsung oleh badai yang bertiup dari Filipina utara," ungkap Gobenciong.

Sementara itu, dilansir dari Reuters, dua orang dilaporkan tewas dan lebih dari 100 orang telah diselamatkan.

Kapal Maharlika II meninggalkan Pelabuhan Liloan di Provinsi Leyte Selatan, Filipina tengah, pada Sabtu siang. Dilaporkan 26 Awak dan 58 penumpang, termasuk dua orang anak, berada di dalamnya.

Kapal itu juga sarat dengan 13 kendaraan, tetapi sopirnya tidak terdaftar dalam manifest penumpang.

"Berdasarkan laporan awal kami, dua orang tewas dan 102 orang lainnya diselamatkan oleh tiga kapal, termasuk dua kapal komersial luar negeri," kata pejabat polisi, Komandan Armand Balilo.

"Kami tidak yakin berapa banyak yang masih hilang, karena jumlah penumpang kapal masih simpang siur," tambah Balilo.

Ratusan orang meninggal setiap tahun dalam kecelakaan feri di Filipina. Negara kepulauan dengan 7.100 pulau itu memang terkenal memiliki keselamatan maritim buruk. Umumnya disebabkan oleh penumpang yang terlalu padat dan banyak kapal dalam kondisi tak layak namun masih digunakan. (Sun)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.