Sukses

PM Inggris: ISIS Penggal Pekerja Inggris, itu Keji & Mengerikan

Perdana menteri Inggris mengecam keras aksi ISIS, yang mengklaim telah memenggal pekerja kemanusiaan bernama David Haines.

Liputan6.com, London - Kelompok Negara Islam Irak Suriah (ISIS) memposting online video pemenggalan warga Inggris David Haines, yang disebutkan sebagai balasan atas bergabungnya negara itu dengan AS untuk menumpas grup militan tersebut. Perdana Menteri David Cameron pun mengecam keras aksi itu. 

"Ini adalah pembunuhan keji dan mengerikan terhadap seorang pekerja bantuan tak bersalah. Ini adalah tindakan kejahatan murni," ungkap Perdana Menteri Inggris David Cameron dikutip dari BBC, Minggu (14/9/2014).

Menanggapi peristiwa itu, Cameron pun berjanji untuk menangkap pelakunya. "Kami akan melakukan segala daya untuk memburu para pembunuh pekerja kemanusiaan yang diculik di Suriah Maret 2013," ucap dia.

Video terbaru yang telah beredar di YouTube itu, juga dilaporkan menunjukkan ancaman untuk membunuh seorang sandera Inggris kedua.

Kerabat David Haines, Mike mengatakan saudaranya itu begitu dicintai oleh seluruh anggota keluarga. Dan mereka akan sangat merindukannya.

"Haines sangat antusias menjalankan perannya sebagai pekerja kemanusiaan. Kecintaannya terhadap pekerjaan yang dia lakukan di Suriah, bagi saya dan keluarga adalah elemen yang paling penting dari kejadian yang menyedihkan ini," ucap Mike Haines seperti dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Inggris.

Meski beredarnya video dari kelompok ISIS itu tengah menjadi sorotan, Kementerian Luar Negeri Inggris mengungkapkan mereka masih belum dapat memastikan kebenarannya dan sedang memverifikasinya. Selain menawarkan dukungan dan bantuan kepada keluarga Haines.

ISIS yang juga dikenal sebagai Daulah Islamiyah beberapa waktu lalu juga telah memenggal dua orang Amerika Serikat yang berprofesi sebagai jurnalis. Keduanya adalah James Foley dan Steven Sotloff. Mereka mengatakan tindakan itu dilakukan sebagai respon terhadap serangan udara AS di Irak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini