Sukses

ISIS Klaim Penggal Pekerja Kemanusiaan Inggris Lewat Video

Dalam pesan terakhirnya, pekerja kemanusiaan asal Inggris itu menyalahkan PM David Cameron yang telah bekerja sama dengan Amerika.

Liputan6.com, Aleppo - Kelompok teroris Negara Islam Irak Suriah (ISIS) mengklaim telah mengeksekusi mati pekerja bantuan asal Inggris. Mereka menyatakan telah memenggal kepala pria bernama David Cawthorne Haines melalui video yang salah satunya beredar di YouTube.

Dilansir dari Canada Press yang dikutip Minggu (14/9/2014), klaim itu diketahui dari beredarnya video pemenggalan, beberapa jam setelah keluarga Haines mengeluarkan permohonan publik pada Sabtu 13 September waktu setempat. Berisi desakan kepada para penculik untuk menghubungi mereka.

Menanggapi klaim kematian Haines, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan terlebih dahulu. "Kami sedang memverifikasi video tersebut," tulis dia melalui akun Twitter resmi pribadinya.

Lanjut Cameron, dirinya akan kembali ke kediamannya di Downing Street dan memimpin rapat tim tanggap darurat pemerintah pada hari Minggu ini.

Dilansir dari VOA News, Cameron juga telah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Haines, yang menurutnya telah menunjukkan keberanian dan ketabahan luar biasa. Pada kesempatan itu, ia mengatakan pemerintahannya akan melakukan apapun untuk melacak para pembunuh tersebut dan memastikan menyeret mereka ke meja hijau. Meski memakan waktu lama.

ISIS sebelumnya telah memenggal kepala 2 wartawan Amerika James Foley dan Steven Sotloff. Lalu tentara Kurdi dan Lebanon, yang semua aksi pemenggalannya direkam dalam video singkat dan diposting online.

Pada akhir video pemenggalan Sotloff, kelompok militan itu memang telah mengancam akan membunuh Haines sebagai target berikutnya.

Dalam video terbaru yang diklaim sebagai eksekusi Haines, terlihat latar belakang lokasi serupa seperti tempat Foley dan Sotloff menghembuskan napas terakhir. Haines juga digambarkan berlutut di samping pria bertopeng yang memegang pisau, dan memberikan pesan terakhir untuk negaranya sebelum dieksekusi mati.

"Saya ingin menyatakan bahwa (Perdana Menteri Inggris) David Cameron, sepenuhnya bertanggung jawab atas eksekusi ini," kata Haines menurut transkrip dari video yang diposting online.

"Anda (PM Inggris) secara sukarela ikut serta dalam koalisi dengan Amerika Serikat terhadap Negara Islam. Orang Inggris ini harus membayarnya demi janji Anda, Cameron, untuk mempersenjatai pasukan Peshmerga (Irak) melawan ISIS," sambung si algojo.

Haines yang berusia 44 tahun ini diculik di Suriah pada tahun 2013, saat bekerja untuk sebuah lembaga bantuan internasional. Dia telah bekerja untuk kelompok bantuan Nonviolent Peaceforce dan Badan Kerjasama Teknis dan Pembangunan, yang menggambarkan pekerjaannya untuk membantu dan merehabilitasi populasi warga yang trauma perang, bencana alam, masalah ekonomi atau krisis sosial.
 
Jika video pemenggalan ini terbukti keasliannya, maka Haines menjadi orang asing ketiga yang dibunuh dalam beberapa pekan ini. Sebelumnya ISIS juga telah membunuh wartawan Amerika James Foley dan Steven Sotloff.
 
ISIS memaparkan Foley dan Sotloff dibunuh sebagai pembalasan atas serangan udara Amerika terhadap wilayah-wilayah kekuasaan kelompok itu di Irak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini