Sukses

Alasan Ahok Tak Mau Menunda Rencana Mundur dari Gerindra

Ahok mengirimkan surat pengunduran diri pada Selasa 10 September 2014 dengan melampirkan kartu anggota Gerindra.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengakui Wakil Ketua Dewan Pembina Partao Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, sempat memintanya untuk menunda niat keluar dari Partai Gerindra.

Ahok disarankan agar lebih dulu berdiskusi dengan internal partai. Namun Ahok bersikeras dengan rencana tersebut.

"Saya mengatakan okelah kalau saya salah. Mohon maaf. Tapi menurut saya, diskusi juga nggak ada guna. Karena prinsipnya sudah jauh sekali," jelasnya di Balaikota Jakarta, Kamis (11/9/2014).

Jika pun dirinya melakukan diskusi dengan internal partai, Ahok yakin tak akan ada titik temu. Karena menurutnya tidak ada toleransi terhadap aturan kepala daerah dipilih oleh DPRD. Sementara, Gerindra mendukung penuh usulan. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tersebut.

Bahkan, meski dia ditawari tetap diusung Gerindra mencalonkan diri sebagai Gubernur pada Pilkada DKI 2017, Ahok mengaku hal itu tak akan mengubah pendiriannya untuk tetap keluar. Sehingga ia pun menganggap berdiskusi lebih dulu dengan partai tak akan mengubah keputusannya.

"Ketika Koalisi Merah Putih merasa akan terjadi pembagian secara proporsional, menguasai kepala daerah, sekalipun itu bisa di Jakarta mereka komitmen dukung saya jadi gubernur 2017, saya juga akan menolak menjadi gubernur hasil pemilihan DPRD. Karena saya akan jadi budak DPRD. Saya maunya jadi budak rakyat," tegasnya.

Ia resmi mengudurkan diri dari Gerindra. Hal itu dinyatakan dalam surat pengunduran diri yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra.

Ahok mengirimkan surat pengunduran diri pada Selasa 10 September 2014 dengan melampirkan kartu anggota Gerindra.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini