Sukses

Pesona Tarian Ramayana Ballet di Purawisata Yogyakarta

Di Purawisata Yogyakarta, epos Ramayana ini diceritakan kembali dalam bentuk tari, drama dan musik dalam satu panggung.

Citizen6, Jakarta Salah satu cerita epos yang tak lekang oleh jaman adalah Ramayana karya Walmiki yang ditulis dalam bahasa Sansekerta. Ramayana sendiri berasal dari kata Rama dan Aya yang berarti perjalanan Rama.

Di Purawisata Yogyakarta, epos Ramayana ini diceritakan kembali dalam bentuk tari, drama dan musik dalam satu panggung yang berpadu secara mengagumkan oleh kelompok tari Ramayana Ballet Purawisata yang berjumlah 78 orang (63 penari dan 15 pengrawit). Kisah yang diceritakan dalam pertunjukan ini serupa dengan relief atau pahatan yang ada di Candi Prambanan.

Jalan cerita yang panjang dan menegangkan dirangkum dalam empat babak yakni penculikan Shinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Rahwana dan pertemuan kembali Rama-Shinta. Dalam pertunjukan ini tak ada dialog yang terucap dari para penari. Gambaran jalannya cerita di tuturkan oleh sinden lewat lagu-lagu dalam bahasa Jawa dengan suaranya yang khas.

Cerita dimulai dengan adanya sayembara Prabu Janaka yang mencari pendamping untuk putrinya Shinta yang akhirnya dimenangkan oleh Rama Wijaya. Cerita dilanjutkan dengan petualangan Rama, Shinta dan Laksmana adik lelaki Rama di Hutan Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu dengan Rahwanayang menginginkan Shinta karena dianggap sebagai  reinkarnasi Dewi Widowati yang telah lama dicarinya.

Pertunjukan selama satu setengah jam ini akan membuat penonton terkesan.Kostum yang menarik dan beberapa akrobat seperti permainan bola api yang dapat dilihat ketika Hanoman membakar kerajaan Alengkadiraja milik Rahwana menggunakan api yang akan dipakai untuk membakar dirinya. Juga permainan api saat Shinta hendak membakar diri sangat menarik untuk disaksikan.

Menurut pimpinan kelompok tari Ramayana Ballet Purawista, Dahanan BA, SH, yang telah menjadi pimpinan selama empat generasi, pertunjukan tari yang pentas setiap hari ini telah ada sejak 10 Agustus 1976.

Sebagai salah satu pecinta seni, dia berharap Ramayana Ballet Purawisata menjadi perekat dari semua kebudayaan yang ada dari Sabang sampai Merauke sehingga kebudayaan di Indonesia dapat terangkat dimata dunia melalui jargon “To be glue of Indonesian Ethnic Group and Diversity to be Unity”.

Pengirim

Elisabeth Sutriningsih (Mahasiswa Public Relations ASMI Santa Maria Yogyakarta)

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini