Sukses

Serangan Udara Suriah Tewaskan Anggota ISIS Asal AS

Selain menyebabkan milisi tewas, serangan tersebut juga memberikan kesempatan bagi tahanan ISIS untuk melarikan diri.

Liputan6.com, Jakarta - Militer Suriah melancarkan serangan udara ke sarang kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Provinsi Deir Ezzor. Akibatnya sebanyak 18 anggota milisi kelompok yang menamakan Daulah Islamiyah itu tewas.

Berdasarkan laporan Badan Pemantau Hak Asasi Manusia (HAM) di Suriah, seperti dimuat Al-Arabiya, Jumat (5/9/2014), salah satu anggota ISIS yang tewas diketahui berasal dari Amerika Serikat.

"Serangan tersebut menghancurkan gedung yang menjadi markas utama dan tempat tawanan IS di Deir Ezzor," demikian laporan Badan HAM itu.

Lebih jauh menurut badan tersebut, dilaporkan bahwa selain warga AS, anggota ISIS yang tewas berasal dari Inggris dan negara lain. Tak ada yang berasal dari dalam negeri, Suriah.

Selain menyebabkan belasan milisi tewas, serangan tersebut juga memberikan kesempatan bagi tahanan ISIS untuk melarikan diri.

ISIS sebelumnya telah menguasai Provinsi Deir Ezzor sebagai kawasan yang memiliki kekayaan minyak, sejak Juli 2014 lalu.

Sejauh ini, ISIS terus melancarkan ancaman bagi para pihak yang menyerang mereka dengan menyebarkan video pemenggalan terhadap tahanan. Yang paling menggemparkan adalah rekaman detik-detik pembunuhan terhadap dua wartawan AS, James Foley dan Steven Sotloff.

Video eksekusi Sotloff  di-posting secara online pada Selasa lalu. Mirip dengan video pemenggalan James Foley, korban berlutut di padang pasir, mengenakan baju oranye mirip seragam tahanan.

Algojo bertopeng berdiri, memegang pisau. "Aku kembali, Obama. Kembali lagi, karena  kebijakan luar negeri aroganmu terhadap 'Negara Islam'," kata algojo itu.

"Seperti halnya rudal Anda yang terus menyerang orang-orang kami, pisau kami akan terus menyerang leher orang-orang Anda."

Algojo diduga orang yang sama yang memenggal Foley. Pemenggalan juga dilakukan di lokasi serupa, yang mungkin di sekitar Raqqa, salah satu daerah paling aman untuk ISIS. Demikian kata Peter Neumann, seorang profesor di King's College London.

"Sebuah koreografi yang sama persis," kata Neumann. "Wartawan berbicara, algojo bicara. Kemudian korban dipenggal."

Dalam video yang sama, juga ditunjukkan 'calon korban' selanjutnya, seorang sandera asal Inggris. Terkait hal itu, Pemerintah Inggris mengatakan telah berusaha untuk menyelamatkan salah satu warganya yang disandera oleh ISIS beberapa waktu lalu, tapi gagal.

Baca juga:

Obama: AS Tak Terintimidasi ISIS Penggal 2 Jurnalis

Bantu Istri, Perdana Menteri Jepang Cuci Piring di Rumah

Koran Inggris Melintir Kabar Pembongkaran Makam Nabi Muhammad?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.