Sukses

3-9-1784: Perang Revolusi AS Berakhir

Perang ini melibatkan AS melawan Inggris. Negeri Paman Sam dibantu Prancis, Belanda, dan Spanyol.

Liputan6.com, Washington DC - Tanggal 3 September 1784,  Perang Revolusi Amerika Serikat berakhir dengan ditandatanganinya Traktat Paris -- yang mengakui kedaulatan Amerika Serikat atas teritori yang secara kasar dikelilingi oleh wilayah yang saat ini menjadi Kanada di utara, Florida di selatan, dan Sungai Mississippi di barat.

Perang itu awalnya berlangsung antara Kerajaan Britania Raya dan Amerika Serikat yang baru berdiri. Namun, namun perlahan menjadi perang global antara Inggris melawan AS dan sekutunya -- Prancis, Belanda, dan Spanyol.

Perjanjian untuk mengakhiri perang yang berlangsung selama lebih dari delapan tahun diteken oleh Richard Oswald dan Henry Strachey dari pihak Inggris. Dari AS diwakili John Adams, Benjamin Franklin, John Jay, dan Henry Laurens. Demikian yang dilansir Liputan6.com dari Revolutionary-war.net, Rabu (3/9/2014).

Konflik terjadi setelah Amerika Serikat merdeka pada 4 Juli 1776, namun kemudian Britania Raya masih mendudukkan kekuasaannya di Negeri Paman Sam.

Warga Amerika saat itu memprotes pemberlakukan UU Stempel 1765 yang dikeluarkan Parlemen Britania Raya karena aturan soal pemberlakuan pajak itu dinilai tidak sesuai dengan aspirasi mereka.

Pihak yang memberontak itu kemudian membentuk Kongres Kontinental yang bersatu. Juga membentuk pemerintahan bayangan di setiap koloni, meski pada awalnya masih mengaku setia kepada Raja. Amerika pun memboikot teh Britania yang dikenai pajak. Langkah ini memicu peristiwa Pesta Teh Boston tahun 1773, penghancuran muatan teh kapal Britania.

Menanggapi manuver tersebut, London mengakhiri pemerintahan mandiri di Massachusetts dan meletakkannya di bawah kendali pasukan Britania dengan Jenderal Thomas Gage sebagai gubernurnya.

April 1775, Gage mengetahui ada pengumpulan senjata dari Amerika di Concord. Ia mengirimkan tentara Britania untuk merampas dan menghancurkan senjata tersebut. Pihak Amerika melawan. Bentrokan pun terjadi. Milisi lokal dan tentara Inggris baku tembak.

Mengetahui kondisi tersebut, Raja Britania turun tangan dengan mengeluarkan dekrit. Alih-alih mendukung dekrit, kaum revolusioner pada akhirnya mendeklarasikan kemerdekaan sebuah bangsa baru yang berdaulat bernama Amerika Serikat, pada tanggal 4 Juli 1776. Namun kaum loyalis menolak Deklarasi ini dan berpihak pada Raja. Kaum revolusi terus memberontak namun digagalkan karena sejumlah tokoh utamanya diasingkan.

Mulai 1776, Prancis, Spanyol, dan Belanda diam-diam memberi persediaan, amunisi, dan senjata kepada kaum revolusioner. Sejak Juni 1776, Amerika Serikat berhasil mengendalikan setiap negara bagian secara penuh, tetapi kemudian Angkatan Laut Kerajaan Britania menduduki New York City dan menjadikannya pangkalan utama mereka. Perang ini segera buntu.

Prancis, Belanda dan Spanyol mulai menunjukkan taringnya secara terbuka. Ketiga negara tersebut secara terbuka menurunkan tentaranya untuk membantu Amerika Serikat dan menyerang Inggris. Pada akhirnya Inggris keok. Dan "Treaty of Paris" pun disepakati.

Peristiwa lain di tanggal yang sama, pada tahun 1943, daratan Italia untuk pertama kalinya diduduki pihak Sekutu (Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Inggris, dll) dalam rangkaian Perang Dunia II. Qatar memperoleh kemerdekaan dari Britania Raya juga pada 3 September, tahun 1971. (Ein)

Baca juga:

28-8-1963: Martin Luther King Jr Melawan Diskriminasi di AS

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini