Sukses

5 Ekspresi Nasionalisme Generasi Gawai

Apakah nasionalisme turut luntur dimakan zaman?

Citizen6, Jakarta HUT Kemerdekaan RI tahun ini kita rayakan sebagai peringatan ke-69. Banyak hal telah berubah sejak Proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat. Bambu runcing sebagai ikon yang mengemuka untuk masa itu, kini tidak lagi populer.

Sejak Generasi 45 usai memperjuangkan kemerdekaan, kita telah melewati kehadiran Generasi 66, Generasi 98, bahkan Generasi 2000 (milenium), sebelum saat ini lahir satu generasi yang boleh kita sebut sebagai Generasi Gawai (gadget). Dengan silih bergantinya generasi, apakah nasionalisme turut luntur dimakan zaman? Tidak mudah dan jangan tergesa-gesa mengambil kesimpulan sepihak.

Setiap generasi memiliki caranya yang khas dalam mengekspresikan nasionalismenya. Bagi Generasi Gawai, di dunia gawailah mereka berhiruk pikuk. Jika ditelaah secara teliti untuk mendapatkan benang merahnya, ada 5 bentuk nasionalisme yang diekspresikan oleh Gerenasi 45 yang juga menandai sepak terjang generasi masa kini dengan gawainya.

1. Kibarkan Bendera
Mengibarkan bendera bukanlah hal biasa dan ringan bagi Generasi 45. Bendera adalah bentuk
ekspresi nyata atas identitas diri atau sikap. Generasi Gawai tidak tertinggal dalam hal ini, mereka dengan kreatif mengibarkan bendera menggunakan Avatar. Bervariasi image bendera merah putih dan variasinya, manjadi Profil Picture yang berkibar di berbagai aplikasi internet milik mereka.

2. Pekikkan Merdeka
Teriakan "Hidoep Atau Mati" pernah sangat populer dan dipekikkan secara heroik. Kini Generasi Gawai menemukan bentuknya yang berbeda. Ucapan mereka lebih variatif dan kreatif, digemakan melalui Personal Message di BlackBerry, Status di Facebook, atau tweet di Twitter.

3. Senandungkan Perjuangan
Lagu-lagu patriotisme yang membakar semangat, abadi sepanjang masa. Kini dengan mudah berkumandang dan menemukan formatnya yang sesuai zaman. Di dalam gawai, ia hadir melalui ringtone yang dapat diperoleh secara mudah dengan cara berlangganan.

4. Hadirkan Aksi
Meskipun pertempuran sudah lama usai, perjuangan secara fisik yang mempertaruhkan nyawa sudah berakhir, Generasi Gawai tak kalah heroik dalam mengekspresikan aksi melalui berbagai hashtag Twitter yang dikreasi bukan hanya terkait 17 Agustusan. Mereka bertindak dalam menyatakn keberpihakan pada yang lemah, perjuangan menegakkan keadilan, atau menyerukan isu tertentu melalui Twitter.


5. Abadikan Melalui Kamera
Dahulu kita mengenal Indonesia Press Photo Service (IPPHOS), sebuah kantor berita foto yang banyak mengabadikan momen-momen bersejarah. Kini "IPPHOS" hadir dalam wujud praktis melalui kamera pada gawai. Selfie atau potret atas momen tertentu, dengan mudah diunggah ke Facabook, Twitter, atau aplikasi spesifik lainnya seperti Instagram.

Kelima aspek yang mewarnai hiruk-pikuk perjuangan dalam meraih kemerdekaan RI, kini telah menemukan bentuknya yang khas di tangan Generasi Gawai. Oleh karena itu, jangan terlalu cepat menganggap remeh mereka, apalagi bersyak wasangka negatif bahwa nasionalisme mereka telah lenyap. Nasionalisme kita akan terus ada, dengan ekspresi yang kontekstual.

Pengirim:

Ang Tek Khun
Twitter: @angtekkhun

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya keCitizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.