Sukses

BBM Murah, BBM Langka

Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terjadi di sejumlah daerah di tanah air.

Liputan6.com, Jakarta - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terjadi di sejumlah daerah di tanah air. Antrean ratusan orang terlihat di Stasiun Pengisian Bakar Umum (SPBU) di berbagai daerah.

Dalam Barometer Pekan Ini yang ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (30/8/2014) ini, antrean sepeda motor dan mobil di SPBU Procot, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah meluber hingga menutup separoh badan jalan dan menyebabkan kemacetan.

Warga yang tak sabar menunggu, berebut di SPBU. Bahkan sebagian tersulut emosinya karena pasokan BBM tak kunjung datang.

Antrean BBM seperti ini juga terjadi di seluruh SPBU di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Antrean panjang juga terjadi di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Akibatnya, polisi pun turun tangan untuk mengantisipasi keributan akibat terbatasnya BBM bersubsidi.

Sementara di Bogor, Jawa Barat, sejumlah SPBU dijaga polisi. Selain mengatur lalu lintas, polisi juga menjaga SPBU dari aksi keributan warga yang antre BBM bersubsidi.

Di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, pembatasan BBM bersubsidi menuai beragam masalah. Warga memprotes larangan pembelian BBM dengan jeriken, padahal mereka telah antre selama 5 jam. Hal ini membuat pengelola SPBU dan calon pembeli pun akhirnya berdebat.

Di Kabupaten Bandung, Jawa Barat sejumlah SPBU kehabisan BBM premium dan pertamax. Akibatnya sejumlah pembeli kecewa.

Di sejumlah SPBU di Jawa Timur, antrean masih terjadi meski matahari sudah terbenam. Warga yang antre berjam-jam akhirnya terpaksa menginap di SPBU karena takut tidak mendapat premium dan solar.

Di Ibukota Jakarta, BBM bersubsidi juga langka. Semua SPBU memasang tanda premium habis, sehingga masyarakat terpaksa beralih ke pertamax.

Sebagian pengendara pun tak punya pilihan lain, termasuk pengemudi bajaj dan ojek yang terpaksa membeli pertamax dengan harga nyaris dua kali lipat premium.

Meski awalnya membantah terjadi kelangkaan BBM bersubsidi di tanah air, Pertamina akhirnya bergeming mengikuti arahan pemerintah dengan mencabut kebijakan pembatasan dan menormalisasi pasokan BBM bersubsidi kepada masyarakat.

Pertamina membatasi kuota BBM bersubsidi ke SPBU-SPBU sejak 18 Agustus lalu. Pembatasan dilakukan agar kuota BBM bersubsidi 46 juta kiloliter mencukupi hingga akhir tahun. Kuota ini lebih kecil dari kebutuhan 48 juta kiloliter.

Dengan sisa kuota premium dan solar saat ini diperkirakan tidak akan mencukupi hingga akhir tahun.

Pilih murah tapi langka atau harga naik namun stok tersedia? Apa pun kebijakan yang akan diambil pemerintah tentu harus diperhitungkan dengan matang dan tidak membingungkan masyarakat seperti yang terjadi belakangan ini.

Baca juga:

Menanti Keputusan Mahkamah Konstitusi

Menunggu Kedamaian di Jalur Gaza

Berbagai Isu Pengunduran Diri Karen

(Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini