Sukses

30-8-1363: Pertempuran di Danau Poyang, 'Segitiga Bermuda' China

Hari yang sama pada tahun 1999, Timor Timur menggelar referendum untuk menentukan akan melepaskan diri atau tetap bergabung dengan RI.

Liputan6.com, Nanjing - Pada 30 Agustus 1363, pertempuran perairan terbesar sepanjang sejarah terjadi di Danau Poyang, China, antara dua kekuatan besar kala itu, yakni angkatan laut Dinasti Ming pimpinan Zhu Yuanzhang dan armada Dinasti Han di bawah komando Chen Youliang. Perang terjadi di penghujung kehancuran Dinasti Yuan.

Chen mengerahkan lebih dari 100 armada kapal dan 650 ribu personel. Sementara lawannya hanya memiliki 200.000 orang.

Konfrontasi dalam skala besar itu didasari atas perebutan wilayah kekuasaan di China bagian selatan. Perang dimulai dengan pengepungan yang dilakukan oleh pasukan Dinasti Han ke Kota Nanchang yang menjadi wilayah Dinasti Ming. Kubu Ming pun menghadang. Tapi benteng kota yang menjulang tinggi tak mampu menahan gempuran Dinasti Han.

Pada akhirnya, pemerintah Nanchang memanggil Zhu Yuanzhang untuk menjadi komandan Ming dalam melawan serangan pasukan Han. Hampir seluruh kapal perang dikerahkan pihak Ming untuk menghadang seluruh personel Han di mana pun mereka berada. Sementara pihak Han hanya mengerahkan armada ala kadarnya.

Pertempuran dimulai pada tanggal 30 Agustus 1363 pagi. Pada malam hari sebelumnya, Ming membagi pasukannya menjadi 11 skuadron, dengan meletakkan kapal tempur paling besar di tengah. Pasukan Han pun juga bersiap dengan menurunkan jangkar.

Kapal tempur milik Ming tak sebesar punya Han, tapi mereka bisa bergerak lebih cepat, bermanuver dan bertahan di perairan dangkal. Saat perang, keadaan Danau Poyang sedang dangkal karena airnya digerus Matahari musim panas. Hal itu menjadi keuntungan bagi kubu Ming.

Armada Ming mulai bergerilya dari Kota Nanjing menuju Nanchang selama sembilan hari untuk membabat seluruh pasukan Han dengan menggunakan kapalnya yang lebih tangguh di medan dangkal. Hingga akhirnya, Ming berhasil merebut wilayah Hukuo milik Han.

Meski demikian, pasukan Han tak gentar. Komandan Chen Youliang mulai menyambut kedatangan pasukan Ming dengan serangan. Ming juga kejar waktu untuk memerangi Han secepat mungkin sebelum air Danau Poyang semakin surut. Pertempuran berlangsung sengit. Pada akhirnya, Ming menang.

Seperti dimuat Military History Online, Zhu Yuanzhang kemudian membentuk Dinasti Da Ming di Yingtian -- wilayah yang kini bernama Nanjing -- pada 1368. Dia juga mengklaim sebagai pemimpin Kekaisaran Ming Taizu.

Danau Poyang yang kini menjadi saksi pertempuran laut terbesar sudah kering kerontang. Ada dua hal yang menjadi penyebabnya, yakni kekeringan dan ulah manusia.

Pembangunan Bendungan Tiga Ngarai (Three Gorges Dam) -- kompleks PLTA terbesar di dunia, dengan kapasitas 22.500 megawatt -- membuat level air di Poyang menurun drastis.

Sebelum akhirnya mengering, Danau Poyang memiliki reputasi mengerikan. Sebagai 'kuburan' kapal. Makanya banyak orang menyebutnya sebagai "Segitiga Bermuda China".

Dari awal 1960-an sampai akhir 1980-an, lebih dari 200 kapal karam di perairannya yang dianggap 'misterius' kala itu. Lebih banyak lagi kapal tenggelam setelahnya, membuat lebih dari 1.600 orang hilang, 30 lainnya yang berhasil selamat konon menjadi tak waras.

Pada tanggal 30 Agustus 1981 juga terjadi peristiwa besar di Iran. Presiden Mohammad-Ali Rajai dan Perdana Menteri Mohammad-Javad Bahonar yang kala itu menjabat tewas terkena serangan bom yang dilancarkan kaum Mujahidin.

Timur Timor menggelar referendum secara terbuka, langsung oleh rakyat untuk menentukan akan melepaskan diri dari Indonesia atau tetap bergabung pada 30 Agustus 1999. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini