Sukses

Ahok: Wagub DKI Jatahnya Gerindra, Siapa Suruh PDIP Pergi

Persepsi tersebut berbanding terbalik dengan pendapat pihak PDIP.

Liputan6.com, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, naiknya jabatan dia menjadi Gubernur DKI Jakarta adalah sebuah ketidaksengajaan. Karena alasan ketidaksengajaan itulah, pria yang karib disapa Ahok tersebut menilai kursi Wagub DKI Jakarta seharusnya diisi kader Partai Gerindra, seperti kesepakatan awal.

"Konsepnya, (kursi wagub milik) Gerindra. Saya menjadi gubernur sebenarnya kecelakaan politik saja. Jadi jatahnya wagub punya Gerindra dong," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Rabu (27/8/2014).

"Kan perjanjian awal gubernurnya PDIP dan jatah wagub dari Gerindra. Dan sekarang saya jadi gubernur kan bukan salah kita, rezeki kita, siapa suruh pergi kan," imbuh dia.

Persepsi tersebut berbanding terbalik dengan pendapat pihak PDIP. PDIP menganggap, karena Gerindra sudah mendapatkan jatah gubernur, maka wakilnya semestinya jatuh kepada PDIP. Supaya terjadi keseimbangan. Namun Ahok berpikir sebaliknya.

"Dua pemikiran ini yang tidak ketemu. Ya gue biaran saja kalau terus berantem seperti itu, gue kerja sendiri. Kalau tidak ajukan wagub, kita tidak ada sanksi loh menurut undang-undang," ucap dia.

Ahok mengaku percaya diri jika pada akhirnya nanti urusan pemilihan wagub DKI menjadi panjang, hingga membuat dirinya tak memiliki wakil untuk waktu yang lama. Karena selama dirinya menjadi pelaksana tugas  (Plt) Gubernur dulu, ia dibantu oleh 4 deputi gubernur, 1 sekda, dan 5 asisten sekda.

"Tapi berdua lebih baik daripada sendiri. Cuma kalau nggak ketemu, ngapain kita terus ngurusin wakil, masih banyak pekerjaan menumpuk yang harus segera dituntaskan," ucap dia.

"Dari kemarin sendiri juga biasa aja kok. Pak Jokowi kampanye, saya sendiri Plh dan Plt juga," tandas Ahok. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.