Sukses

BBM Langka, Antrean Keluhannya Sampai di Linimasa

Antrean kendaraan yang mengisi BBM Bersubsidi di SPBU berdampak pada kemacetan di berbagai arus lalu lintas di berbagai wilayah di Indonesia

Citizen6, Jakarta Sejak 18 Agustus 2014, PT Pertamina (Persero) telah melakukan pengurangan jatah harian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi terutama premium di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dari 5 persen hingga 15 persen. Hal tersebut pun langsung di respons masyarakat dengan mengungkapkan kekesalannya melalui ciapan di sosial media (sosmed).

Pembatasan BBM bersubsidi yang dilakukan pemerintah tak hanya dirasakan masyarakat di kota-kota besar, namun sudah berimbas ke beberapa wilayah di Indonesia sejak Selasa, 26 Agustus 2014. Beberapa SPBU juga mulai merasakan imbasnya dengan membludaknya antrean pengendara roda empat dan enam. 

Banyaknya masyarakat yang berbondong-bondong untuk mengisi bahan bakar ke SPBU mengakibatkan arus lalu lintas lumpuh di sekitar SPBU di berbagai daerah di Indonesia. Macet pun tak bisa dihindari karena badan jalan dipenuhi pengendara motor dan mobil.

Dengan kekacauan tersebut masyarakat pun mengungkakan kekesalan dengan membuat ciapan dan berbagi foto saat mereka berada di antrean saat mengisi bahan bakar. Seperti akun ‏@Rio_1988 yang mengungkapkan minimnya BBM di Sumatera Barat "Tempatku juga Darurat BBM min. Antrian mengular, stok terbatas nggak tau ke kantor gimana??? Cc: @infoSumbar."

 

Lalu akun ‏@riidwaenzt membuat ciapan konyol karena membludaknya antrean di SPBU "Vakum ngampus dulu .BBM mahal dan antrian panjang."

Adapun akun @arwisimauw yang menyayangkan Indonesia kekurangan BBM subsidi "Miris. Negeri penghasil BBM, tetapi tak bisa mengelola BBM dengan baik. Lihat antrian panjang mendapatkan BBM dan dengar teriakan nelayan, pekerja transportasi yang butuh BBM, rasanya tidak percaya bahwa hal ini bisa terjadi. RINGKUS DAN BUBARKAN KARTEL MIGAS!."

Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengungkapkan antrean kendaraan yang mengisi BBM Bersubsidi di SPBU merupakan hal yang wajar karena ini dampak pengendalian BBM bersubsidi.

Hanung menambahkan, dengan adanya pengurangan kuota secara nasional tersebut maka Pertamina melakukan penyesuaian kuota berdasarkan provinsi kemudian disesuaikan pada kuota konsumsi harian.

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya keCitizen6@liputan6.com

Mulai 14 -30 Agustus Citizen6 mengadakan program Menulis Bertopik ke-16: Merdeka ala Anak Gaul berhadiah. Info detail di sini.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini