Sukses

Konvoi Bantuan 'Mencurigakan' Rusia Masuki Ukraina

Bantuan kemanusiaan sempat tertahan di perbatasan selama lebih dari satu minggu. Akibat tak adanya jaminan keamanan dari pihak berwenang.

Liputan6.com, Kiev - Sembilan puluh truk Rusia yang mengangkut bantuan bagi warga sipil di Ukraina timur yang dikuasai pemberontak telah masuk ke wilayah Ukraina tanpa izin. Iring-iringan truk Rusia yang kini berada di wilayah yang dikuasai pemberontak pro-Moskow telah menuju ke kota yang diperebutkan, Luhansk.

Rusia mengirim masuk truk, yang sempat terdampar di perbatasan Ukraina selama lebih dari satu minggu, setelah secara resmi menuduh Ukraina menghalang-halangi konvoi.

Kementerian Luar Negeri Rusia telah memperingatkan untuk tidak mengganggu konvoi, tanpa menyebut langkah apa yang akan diambil jika terjadi gangguan.

Sejumlah laporan menyebutkan konvoi dikawal oleh para pejuang pemberontak. Truk pertama sekarang telah mencapai kota yang dikuasai pemberontak yang terkepung Luhansk.

Kepala Keamanan Ukraina Valentyn Nalivaychenko menyebut, seperti dilansir  dari BBC, Sabtu (23/8/2014). aksi Rusia sebagai invasi tetapi pasukan Ukraina tidak akan memblokir konvoi atau menggunakan kekerasan.

Komite Palang Merah Internasional menegaskan organisasinya tidak menjadi bagian dari konvoi.

Sementara itu, pemerintah Ukraina khawatir bantuan mungkin akan justru membantu kelompok pemberontak yang berusaha disingkirkan.

Dikecam

Keputusan Rusia untuk mengirim lebih truk-truk bantuan ke timur Ukraina yang dilanda perang tanpa izin telah banyak dikecam pihak Barat. Uni Eropa dan Amerika Serikat meminta dilakukan penarikan, mengatakan kehadiran mereka melanggar kedaulatan Ukraina. NATO mengatakan langkah itu akan memicu krisis.

Tapi Rusia mengatakan penundaan lebih lanjut tidak dapat dilakukan. Pihak tersebut juga membantah bahwa pasukannya dan artileri berada di Ukraina.

PBB telah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas masuknya konvoi, yang Ukraina telah digambarkan sebagai invasi.

Dalam panggilan telepon, Presiden AS Barack Obama dan Kanselir Jerman Angela Merkel memperingatkan bahwa Rusia memprovokasi eskalasi berbahaya di Ukraina dan konflik di sana terus memburuk karena sebuah pesawat Malaysia berpenumpang 298 orang yang jatuh bulan lalu atas wilayah yang dikuasai pemberontak di timur.

Gedung Putih dan pemerintah Ukraina memiliki keduanya menggambarkan penyebaran konvoi sebagai pelanggaran mencolok kedaulatan Ukraina.

Merkel pun menyatakan sangat prihatin atas perkembangan tersebut. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini