Sukses

Kapolri Pastikan Kapolsek Bima Ditembak Kelompok Teroris

Belum diketahui berapa tembakan yang mengarah ke tubuh Abdul Salam, namun motif sementara penembakan adalah teror.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Sutarman memastikan kematian Kapolsek Ambalawi, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), AKP Abdul Salam, akibat ditembak kelompok teroris.

"Ya, terorisme. Di Bima ini sedang diselidiki setelah kita lakukan otopsi," kata Sutarman usai menandatangani nota kesepahaman (MoU) antara Polri dan KPK mengenai sosialisasi gratifikasi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/8/2014).

Meski pelaku teror itu bukan kelompok jaringan ISIS, namun Sutarman memastikan bahwa pelaku penembakan itu orang yang sama dalam kasus penembakan sebelumnya yang tengah dicari polisi.

"Kita prediksi ada penembakan dan itu sedang (dicari), orang-orangnya sebenarnya di beberapa penembakan lalu sudah kita ikuti sebenarnya," tegas Sutarman.

Siapa pelaku penembakan tersebut? Sutarman masih merahasiakannya. Sebab tim Densus 88 bersama gabungan Polda NTB tengah mencari pelaku.

"Pelaku-pelaku penembakan sudah kita ikuti. Saya memang tidak usah menyebut namanya satu-satu, karena sedang dalam proses," tandas dia.

Sebelumnya sempat beredar kabar bahwa tewasnya AKP Abdul Salam akibat kecelakaan lalu lintas pada Sabtu 16 Agustus lalu. Setelah ditelusuri, sang perwira pertama itu ternyata tewas akibat tembakan yang mengarah ke bagian kepala.

Belum diketahui berapa tembakan yang mengarah ke tubuh Abdul Salam, namun kata Sutarman, motif sementara penembakan adalah teror.

Terkait penembakan ini, jajaran polres Dompu telah melakukan sweeping senjata api di kampung yang diduga tempat senpi banyak beredar yakni perkampungan Mangge Maci, Kelurahan Simpasai, Kecamatan Woja.

Pada sweeping tersebut polisi berhasil menemukan puluhan senjata api rakitan jenis laras panjang, pendek, dan busur serta anak panah yang ditanam di kebun warga menggunakan karung. Polisi kemudian mengamankan seluruh temuan tersebut ke Mapolres Dompu. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.