Sukses

Video Pria Jepang Diinterogasi ISIS di Suriah, Diculik?

Para pejabat Jepang mengatakan mereka sedang menyelidiki video yang diposting online, berisi adegan kelompok yang berisi interogasi.

Liputan6.com, Aleppo - Sebuah video seorang berkewarganegaraan Jepang dalam sandera kelompok militan, baru-baru ini beredar. Tayangan tersebut pun membuat heboh Negeri Sakura.

Para pejabat Jepang mengatakan mereka sedang menyelidiki video yang diposting online, berisi adegan kelompok yang diduga militan di Suriah sedang menginterogasi pria berkebangsaan Jepang yang mereka culik.

Di video yang muncul selama akhir pekan, terlihat seorang pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai Haruna Yukawa. Dalam posisi tergeletak di tanah dengan darah menetes di wajah. Lalu terdengar interogasi si penculik yang belum diketahui dari kelompok mana, menanyainya dalam Bahasa Inggris.

Dalam video yang diposting melalui akun Syria War Today, si pria mengaku sebagai fotografer dan wartawan merangkap dokter.

"Aku bukan prajurit," kata pria itu dalam video, yang dalam beberapa deskripsi dituduh sebagai Tentara bayaran Suriah.

Dalam salah satu video kelompok pendukung ISIS, yang dijadikan bukti bahwa Yukawa adalah tentara bayaran, terlihat ia memegang dan menguji sebuah senapan serbu AK47.

Menanggapi video tersebut, Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan pihaknya berusaha untuk memverifikasi identitas pria itu melalui kedutaan besar yang sekarang beroperasi di Yordania -- karena ketidakstabilan di Suriah tak ada lagi korps diplomatik di sana.

"Kami menyadari apa yang telah dilaporkan di media sosial dan mencoba untuk memverifikasi informasi itu," ucap salah seorang pejabat kementerian luar negeri Jepang.

Para pejabat setempat juga mengatakan, belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas penculikan tersebut. Namun berbagai akun Twitter pendukung kelompok ISIS mengklaim kelompoknya bertanggung jawab atas insiden itu. Sementara seseorang di antaranya mengklaim pria asal Jepang itu sudah dieksekusi mati.

Wakil menteri luar negeri Jepang Akitaka Saiki kemudian mengatakan, perang saudara di Suriah membuatnya sulit untuk menyelidiki kasus ini.

"Suriah berada dalam keadaan sangat kacau, dan kami mencari untuk mengkonfirmasi keselamatan orang melalui berbagai cara," kata Akitaka.

Sementara itu, melalui akun YouTube pria yang disebut-sebut beridentitas Haruna Yukawa ini memiliki sejumlah video yang konon diambil dari Irak dan Suriah.

Video yang dapat dilihat di website yang berbasis di perusahaan militer swasta Tokyo PMC (Private Company Militer), nama Yukawa tercantum sebagai Chief Executive. Di situs itu, juga terlihat Yukawa berfoto dengan aktivis sayap kanan Jepang.

Keterlibatan warga Jepang dalam konflik asing memang terbatas, meskipun perwakilan medianya selalu ada di zona perang.

Penculikan itu diyakini dilakukan setelah 31 militan ISIS tewas, dalam serangan angkatan udara Suriah Minggu 17 Agustus di provinsi utara Raqqa.

"Rezim ingin menunjukkan kepada orang-orang Amerika bahwa mereka juga mampu melawan ISIS," kata Rami Abdel Rahman dari Observatorium untuk Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris.

"Rezim melawan ISIS yang kuat. Di daerah di mana kelompok itu dihadapkan oleh pemberontak, tidak ada campur tangan sehingga dua musuh saling melemahkan satu sama lain," kata Abdel Rahman.

"Tapi setelah salah satu pihak 'angkat tangan', mereka menyerang," tambah Abdel Rahman.

Sejak bergabung dengan konflik Suriah, ISIS juga telah menyita sebagian besar Deir Ezzor, provinsi lain di perbatasan Irak dengan mayoritas ladang minyak negara itu, mereka menyebarkan teror karena memaksakan hukum Islam ekstrem seperti menerapkan eksekusi pemenggalan kepala.

Keberadaan kelompok militan Negara Islam Irak Suriah atau ISIS memang kian membuat khawatir masyarakat, yang wilayahnya berada di dekat kekuasaan mereka. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini