Sukses

FPTI Bentangkan Bendera Raksasa di Tebing Setinggi 350 Meter

Untuk menggelar pengibaran bendera raksasa di atas tebing Gunung Sepikul itu, FPTI Jawa Timur membutuhkan persiapan selama 4 hari.

Liputan6.com, Trenggalek - Komunitas pemanjat tebing yang tergabung dalam Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jawa Timur memiliki cara tersendiri untuk memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-69.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (18/8/2014), para pecinta olahraga ekstrem ini memilih menggelar upacara di tebing setinggi 350 meter di Gunung Sepikul, Dusun Watuagung, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, Jawa Timur, Minggu 17 Agustus.

Sebelum prosesi upacara dilaksanakan, tim ahli panjat tebing terlebih dahulu naik ke atas tebing batu dengan bantuan tali. Mereka menyiapkan bendera raksasa berukuran 20 meter dari atas tebing tersebut.

Selain bendera raksasa, mereka juga membentangkan banner yang bertuliskan Dirgayayu Republik Indonesia ke-69 di tebing tersebut.

Untuk menggelar pengibaran bendera raksasa di atas tebing Gunung Sepikul itu, FPTI Jawa Timur membutuhkan persiapan selama 4 hari. Upacara semacam ini rutin dilakukan setiap tanggal 17 Agustus sejak 16 tahun lalu.

Sementara itu, aksi unik dan ekstrem juga dilakukan dalam merayakan HUT RI ke-69 di Kota Priaman, Sumatera Barat. Para penyelam dari Universitas Indonesia (UI) bersama Dinas Kelautan setempat berhasil mengibarkan bendera merah putih di dasar laut kawasan Pulau Angso Duo, Kota Pariaman.

Mereka menggelar upacara memperingati detik-detik kemerdekaan Republik Indonesia di dasar laut dengan kedalaman mencapai sekitar 15 meter.

Usai pengibaran bendera, mahasiswa dan masyarakat pecinta laut itu secara bersama-sama menanam terumbu karang yang berbentuk angka 69. Mereka juga melepas tukik di lautan lepas sebanyak 69 ekor sebagai simbol usia kemerdekaan Indonesia.

Sementara di Kulon Progo, DI Yogyakarta, peringatan HUT RI dengan kegiatan ekstrem digelar dengan cukup unik. Puluhan pemuda pecinta alam itu mengenakan pakaian adat saat mendayung perahu karet dari Klangon, Magelang, Jawa Tengah hingga Kulon Progo, DI Yogyakarta.

Cuaca yang cerah dan aliran sungai yang deras membuat lintasan sepanjang 20 kilometer mereka lalui dengan cukup mudah. Dalam karnaval arung jeram ini, para mahasiswa juga membacakan kode etik pecinta alam, naskah proklamasi, dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. (Ali)

Baca juga:

Cara Warga Pedalaman di Sulteng Peringati Upacara HUT RI

Hormati Bung Karno, Pencinta Alam di Bengkulu Kibarkan Bendera Raksasa

Upacara Bawah Laut Pertama di Titik Nol Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini