Sukses

Dua Wanita Italia Diculik di Suriah

Ayah seorang korban mengatakan pada Kamis lalu kepada suatu harian Italia, bahwa ia telah memohon kepada putrinya untuk tidak ke Suriah.

Liputan6.com, Milan Dua perempuan Italia hilang di Suriah. Greta Ramelli (20) dan Vanessa Marzullo (21), mana mereka, bekerja untuk proyek-proyek kemanusiaan di Aleppo, demikian dikatakan kementrian luar negeri Italia.

 

Harian Yordania, Assabeel, melaporkan bahwa para penyidik yakin penculik-penculiknya berasal dari suatu kelompok militan yang sebelumnya pernah menculik sejumlah relawan dan wartawan Barat.

 

Seperti dilansir Liputan6.com dari International Business Times (14 Agustus 2014), menurut para pegiat yang dikutip dalam laporan itu, wanita-wanita itu diculik pada tanggal 1 Agustus lalu dan dibawa ke kota El Ismo, di sebelah barat Aleppo, dan kemudian dibawa ke rumah ketua Dewan Revolusi setempat.

 

Ayah Marzullo mengatakan pada Kamis lalu kepada harian Italia, Corriere Della Sera, bahwa ia memohon kepada putrinya untuk tidak bepergian ke Suriah, namun anaknya tidak mendengarkan.

Ia berujar, “Apa yang bisa dilakukan? Vanessa sudah dewasa, berhati emas, berani, dan bertanggungjawab. Saya mencoba menjelaskan kepadanya, saya mencoba meyakinkan dia dengan segala cara untuk tidak melakukan apa yang ada di pikirannya itu.”

“Namun ketika sadar bahwa semua omongan, pemikiran dan akhirnya, segala doa, tidak didengarnya, apa yang bisa diperbuat?” katanya lagi.

“Saya tidak dapat mengentikannya melakukan apa yang dia inginkan. Tidak bisalah kita tahan seseorang dan mengikatnya. Kasih tahu apa yang harus saya lakukan. Salahkah saya? Harus mengikatnya?”

“Mereka yang menyekap Vanessa dan Greta harus sadar apa yang sedang akan dilakukan para wanita itu. Mereka ingin kebaikan dan bisa menjurus menjadi tragedi jika dibalas dengan kejahatan.”

Ia mengatakan bahwa putrinya pernah bilang: “Bukan dengan senjata seseorang bisa menang perang, perang dimenangkan dengan gagasan dan niatan baik.”

Ayah itu mengatakan bahwa putrinya telah lama bersimpati kepada penderitan warga biasa di Suriah. Ketika kuliah Mediasi Kebahasaan dan Budaya di Universitas Milan, ia akhirnya bertekad untuk bepergian ke Suriah untuk membantu.

 

Dua wanita itu telah berkali-kali mengunjungi Suriah sejak tahun 2012, demikian yang terlihat dari laman-laman Facebook mereka.

Terakhir kalinya, mereka masuk ke Suriah melalui Turki, di mana mereka menyeberangi perbatasan di kamp pengungsi Atma.

Unggahan terakhir Facebook milik Marzullo bertuliskan begini: “Merah, merah seperti keranda, dan di dalam keranda ada tubuh gadis kecil Aleppo yang kaki-kakinya lumat terkena sebuah ledakan.”

“Merah seperti percikan darah ditorehkan ke tembok-tembok dan lantai—di suatu pojok kamar di mana kamu telah disiksa hingga wafat, hingga wafat dalam cara menyeramkan yang tidak terkatakan.”

Dikabarkan bahwa pihak berwenang Italia akan menghadapi negosiasi yang alot untuk memastikan pembebasan wanita-wanita itu. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini