Sukses

2 Korban MH17 Pasutri Asal Australia Teridentifikasi

Melalui pengumuman resmi pada Jumat 15 Agustus, ahli forensik menyatakan 2 dari 38 warga negara Australia korban MH17 teridentifikasi.

Liputan6.com, Sydney - Dua dari korban dari 298 penumpang pesawat MH17 yang jatuh ditembak di wilayah Ukraina pada 17 Juli 2014 lalu kembali berhasil diidentifikasi tim penyidik. Mereka adalah pasangan suami istri (pasutri) asal Australia.

Melalui pengumuman resmi pada Jumat 15 Agustus, ahli forensik menyatakan mereka adalah Maria dan Gerry Menke. Pasutri itu merupakan dua dari tiga puluh delapan warga negara Australia, yang terdaftar dalam daftar penumpang.

Seperti dikutip News.com.au, Jumat (15/8/2014), Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengeluarkan pernyataan resmi atas nama keluarga Menke.

"Kami lega bahwa Maria dan Gerry telah teridentifikasi, kami ingin berterima kasih kepada semua pihak yang membantu proses ini," demikian diungkapkan departemen tersebut.

"Kami menerima kembali Maria dan Gerry disini segera, ditempat di mana mereka sangat dicintai dan mencintai kami. Sekali lagi kami sampaikan ungkapan belasungkawa terdalam kepada mereka semua yang terkena dampak tragedi ini."

Pasangan Menke bekerja untuk perusahaan yang memproduksi perhiasan mutiara.

Sejauh ini, tim forensik Belanda telah berhasil mengidentifikasi 127 korban, namun nama dan asal negara korban belum diumumkan kepada publik, termasuk korban dari Malaysia, Inggris, Selandia Baru, Kanada, belgia dan Jerman. Sebagian besar jasad teridentifikasi tersebut kemudian dibawa ke Belanda.

Pemimpin tim penyidik Australia, Dr Simon Walsh mengindikasikan kemungkinan jasad Menke telah teridentifikasi pada hari Senin 11 Agustus, namun dirahasiakan terlebih dahulu sebelum akhirnya diungkapkan pada Jumat ini.

Juru bicara Departemen Kehakiman Belanda mengatakan, pihak berwenang Autralia telah meminta untuk tidak mengumumkan korban teridentifikasi yang berasal dari Australia.

"Kami tidak mengungkapkan warga negara korban tertentu yang telah diidentifikasi, ini atas permintaan kedutaan di Den Haag yang bersangkutan," kata juru bicara itu.

"Terserah negara untuk mengungkapkan informasi tentang warga negara mereka sendiri," tambah si jubir.

Sementara itu Perdana Menteri Australia, Tony Abbot mengatakan, "Adalah pihak resmi yang akan menginformasikan hal ini kepada keluarga, kami menghormati hak-hak keluarga untuk membiarkan mereka memilih dan memtuskan apa langkah berikutnya." (Imelia Pebreyanti/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini