Sukses

Kota 'Atlantis' Rusia Muncul dari Bawah Air

Pada tahun 1935, diktator Uni Soviet Josef Stalin memerintahkan agar kota bersejarah Mologa ditenggelamkan.

Liputan6.com, Moskow - Atlantis atau Atlas, kota berperadaban maju yang diungkap Plato dalam bukunya, "Timaeus" dan "Critias" mungkin hanya sekedar mitos. Hingga kini, belum ada petunjuk apalagi bukti sahih yang menunjukkan keberadaannya.

Namun, tak hanya Atlantis yang tenggelam. Pada tahun 1935, diktator Uni Soviet Josef Stalin memerintahkan agar kota bersejarah Mologa ditenggelamkan, untuk membuat waduk raksasa.

Kini, 'Atlantis' di Rusia itu bangkit dari kuburnya. Kemunculannya menyenangkan hati mantan penghuninya dan mereka yang punya nostalgia di sana.

Kota di tepian Sungai Volga itu bisa ditelusuri sejarahnya hingga Abad ke-12, yang menjadi pos perdagangan utama antara Laut Baltik dan Asia. Namun Uni Soviet memutuskan untuk menyingkirkan Mologa demi membuat Waduk Rybinsk dan pembangkit listrik tenaga air.



Sebanyak 130 ribu penduduknya dipaksa pergi. Seiring waktu, Mologa secara bertahap menghilang di bawah air hingga sepenuhnya lenyap pada tahun 1940-an.

Lenyapnya kota di kawasan Yaroslavl Oblast tersebut menyimpan rahasia kelam. Hampir 300 orang yang menolak pergi ikut ditenggelamkan. Dokumen rahasia kepolisian Uni Soviet mengonfirmasi hal tersebut.

Tiap tahun mantan penghuni dan para keturunannya berlayar ke lokasi ditenggelamkannya Mologa, untuk berdoa dan melemparkan karangan bunga di atas air. Namun, di musim dingin yang sejuk dan musim panas yang menyengat, permukaan air akan menurun drastis,  memperlihatkan puing Katedral Epiphany dan jalan-jalan sekitarnya.

"Pihak  berwenang waduk bahkan memperbolehkan Nikolai Novotelnov, yang meninggalkan Mologa saat berusia 17 tahun, berjalan di bekas kampung halamannya," demikian dilaporkan stasiun televisi Rusia, TV Tsentr, seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Jumat (15/7/2014). 



Hanya sedikit yang bisa dilihat dari bekas pondasi katedral dan bekas jalanan. Nikolai Novotelnov membantu menggambarkan masa lalu Mologa. "Di situ ada penginapan, di sana adalah sekolah Voikov dan toko tepung. Jalan Komunis ada di sepanjang itu, menuju gedung pemerintahan, toko kimia. Jalan menuju rumahku dulu," kata dia.

Novotelnov yang sudah sepuh meletakkan karangan bunga di penunjuk jalan dari logam yang masih tegak berdiri di dekat reruntuhan katedral. Ia juga mengumpulkan pecahan bata, untuk dibawa sebagai kenang-kenangan dan akan dibagikan ke bekas warga Mologa lain. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.