Sukses

Foto Bocah ISIS Pegang Potongan Kepala Gegerkan Australia

Gambar menyeramkan diunggah ke Twitter oleh seorang ayah yang membanggakan anaknya dan berkata "Inilah putra saya".

Liputan6.com, Sydney Menurut suatu laporan dalam sebuah harian Australia, putra seorang terpidana teroris Australia terlihat dalam sebuah gambar foto sedang mengangkat kepala seorang anggota pasukan keamanan Suriah yang menjadi korban pemenggalan oleh kelompok Daulah Islamiyah (IS) yang dulunya bernama ISIS.

Khaled Sharrouf, seorang terpidana teroris yang melarikan diri ke Suriah tahun lalu dan sekarang menjadi anggota ISIS, diyakini telah bepergian bersama dengan keluarganya.

Menurut laporan itu, putra Sharrouf berfoto sambil memegang kepala manusia yang telah dipancung selagi dirinya mengenakan celana kotak-kotak dan kaos biru bertuliskan Polo Golf Kids.

Sebagaimana yang dikutip Liputan6.com dari Daily Telegraph (11/8/2014), dalam foto-foto yang menampilkan Sharrouf dan anaknya itu, kepala-kepala tersebut sudah menghitam dan membengkak karena telah seminggu terpisah dari badan.

Menurut laporan The Australian, gambar menyeramkan itu diunggah ke Twitter oleh seorang ayah yang membanggakan putranya dan berkata "Inilah putra saya". Gambar itu diramalkan akan menyebar ke seluruh dunia sebagai contoh kekejaman kelompok Daulah Islamiyah (Islamic State/IS).

Sementara itu, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengatakan bahwa gambar itu merupakan bukti "kekejaman tak terkira" yang tega dilakukan oleh kelompok IS.

"Kita melihat bukti demi bukti tentang bagaimana kejamnya kelompok ini," kata Abbott selagi berada di Belanda.

Mantan kepala angkatan bersenjata Peter Leahy mengatakan kepada 3AW bahwa gambar itu sukar diterima akal sehat dan menyerukan kepada para pemimpin masyarakat Islam untuk segera mengatasi masalah ini.

"Ideologi sejenis ini yang mendorong seorang ayah untuk melakukan ini dan menyokong kegiatan seperti yang kita lihat sekarang ini di seantero Timur Tengah...," katanya.

Masih kepada 3AW, direktur Pusat Kajian Terorisme Global di Monash University, Greg Barton, mengatakan bahwa anak-anak itu sangat boleh jadi akan mengikuti contoh ayahnya.

"Keberadaan anak-anak warga Australia di sana akan menakutkan bagi Australia, tapi saya kira hal ini menambah kekhawatiran yang telah merebak dalam beberapa minggu terakhir ini dan telah diperingatkan kepada kita tentang ancaman-ancaman di sini di Australia," katanya.

Sharrouf, seorang terpidana teroris, dicari-cari oleh Kepolisian Federal Australia (Australian Federal Police/AFP) karena kejahatannya di Suriah dan Irak.

Dalam suatu gambar lain, ia bergaya mengenakan seragam tempur bersama tiga orang anaknya yang berusia 4, 6, dan 7 dan mereka semua dipersenjatai dengan senapan mesin.

Gambar-gambar menyeramkan ini terungkap setelah ada merebaknya laporan-laporan lain tentang bagaimana anak-anak dilatih untuk membunuh atas nama agama sebagai bagian upaya IS untuk mempersiapkan generasi penerus para pejuang untuk membinasakan dunia "kafir".

Cuplikan mengerikan dari "negara" yang baru dibentuk itu menunjukkan beberapa anak bahkan masih berusia 9 tahun sedang dipersiapkan untuk angkat senjata.

Kamp Pelatihan Anak Generasi Kalifah

Di lokasi terpisah, selagi puluhan ribu warga minoritas melarikan diri dari maut di tangan militan, suatu karya dokumenter buatan sebuah kelompok media AS, Vice News, mengungkapkan generasi baru sedang dilatih oleh para teroris di kamp-kamp pelatihan untuk membinasakan 'kaum kafir', termasuk AS dan sekutu-sekutunya.

Dengan dukungan ayahnya, bocah bernama Abdullah bercerita pada pembuat film, Medyan Dairieh, tentang bagaimana rencana-rencananya untuk membunuhi kaum kafir.

Dalam dialog ayah dengan putranya, sang anak menjawab ingin menjadi anggota jihad yang membunuh kaum kafir.

Sang ayah menceritakan kepada Dairieh bahwa ia meninggalkan rumahnya di Belgia untuk bergabung dengan para pejuang IS.

Ketika ditanya apakah ada orang yang menanggapi pesannya, ia menjawab: "Ya, banyak sekali orang yang memberi tanggapan, terutama para pemuda."

Seorang anggota IS lain menjelaskan: "Bagi kami, kami percaya bahwa generasi anak-anak inilah yang menjadi generasi kalifah. Insya Allah, generasi ini akan memerangi kaum kafir dan murtad, Amerika dan para sekutunya." (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini