Sukses

Jejak Purba Manusia Sumatera

11 kerangka Homo sapiens awal atau manusia prasejarah ditemukan di Ujung Karang dan Mendale, Aceh.

Liputan6.com, Sumatera - Sebelum mengenal aksara dan sebelum mencipta alat transportasi, manusia sudah berkelana lintas pulau, bahkan lintas benua, termasuk menjelajah hingga nusantara.

Wilayah berbukit di sisi danau laut tawar, Aceh Tengah, menyimpan cerita panjang perjalanan leluhur manusia nusantara ribuan tahun lampau. Dataran setinggi lebih dari 1.600 meter di atas permukaan laut menjadi sorotan peneliti kehidupan purbakala sejak 5 tahun silam.

11 Kerangka Homo sapiens awal atau manusia prasejarah ditemukan di Ujung Karang dan Mendale, Aceh. 2 Ceruk atau relung di perbukitan yang berjarak 4 kilometer dari pusat Kota Takengon.

Tim peneliti balai arkeologi Medan, Sumatera Utara, tekun menelusuri data demi data dan menyusun informasi bagaimana kehidupan para leluhur manusia Sumatera.

Peneliti meyakini, situs arkeologi Takengon sudah dihuni sejak 7.000 tahun silam. Pandangan yang mengubah sudut pandang tentang migrasi manusia pertama di Nusantara.

Tim peneliti balai arkeologi Medan terlebih dulu mengekskavasi situs Ujung Karang, 5 tahun lalu. Selain kerangka manusia purba, ditemukan juga beragam perlengkapan hidup sederhana berbahan batu, kulit kerang, tulang hewan dan tanah liat.

Setahun kemudian pada tahun 2010 giliran situs Mendale ditelisik. Peninggalan prasejarah di gua ini lebih beraneka ragam. Di Mendale juga ditemukan fosil tulang gajah purba dan lapisan arang jejak memasak manusia purba.

Selain fosil manusia purba, temuan berupa artefak arkeologis selalu mengundang minat para peneliti. Terlebih artefak yang berasal dari zaman batu, periode manusia memanfaatkan batu sebagai sumber peralatan penunjang kehidupan.

Dari artefak-artefak terkandung informasi penting tentang kehidupan zaman purba. Temuan pecahan tembikar di sekitar gua juga ditemukan di dasar danau. Wadah tanah liat dan temuan-temuan penting lainnya menjadi serpihan cerita leluhur manusia Nusantara.

Gua atau ceruk di perbukitan menjadi tempat perlindungan ideal. Pada fase ini manusia mulai hidup menetap sementara atau semi nomaden.

Sejatinya terdapat puluhan ceruk di sekeliling danau laut tawar. Namun sejauh ini baru 2 ceruk yang intensif diteliti para arkeolog, ujung karang dan mendale.

Bentang alam dan ekosistem di Dataran Tinggi Gayo, sangat mendukung kehidupan manusia purba. Sumber air melimpah, makanan dan ketersediaan tempat berteduh. Itulah 3 kebutuhan pokok untuk masyarakat prasejarah di jantung Aceh.

Penemuan belasan kerangka manusia prasejarah di Ujung Karang dan Mendale menjadi bagian penting awal peradaban. Tidak hanya di Tanah Gayo, namun juga Nusantara, bahkan Asia Tenggara.

Saksikan penelusuran selengkapnya pada tautan video yang ditayangkan Potret Menembus Batas SCTV, Minggu (10/8/2014), di bawah ini. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.