Sukses

Kebijakan Hemat BBM Bersubsidi Resahkan Konsumen

Akibat kebijakan pembatasan solar bersubsidi, nelayan terpaksa harus bergantian melaut hingga memborong solar dalam jumlah besar.

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat tidak boleh resah, pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bukanlah hal yang gawat. Demikian pesan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, menanggapi polemik kebijakaan BBM bersubsidi.

Namun fakta di lapangan, masyakat panik dan resah. Sejumlah SPBU langsung diserbu pembeli. Aksi borong solar pun terjadi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar.

Mereka terpaksa harus antre panjang sambil membawa jeriken lebih dari 1 karena khawatir tidak kebagian jatah solar subsidi.

Aparat kepolisian pun bahkan diterjunkan mengantisipasi, kalau-kalau situasi ini dimanfaatkan sejumlah oknum untuk melakuan praktik penimbunan.

Para nelayan juga tak kalah panik. Akibat kebijakan pembatasan solar bersubsidi ada yang terpaksa harus bergantian melaut hingga memborong solar dalam jumlah besar.

Sejak tanggal 1 Agustus lalu, pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengeluarkan 3 kebijakan pembatasan BBM bersubsidi.

3 Kebijakan itu di antaranya tidak menjual solar bersubsidi di Jakarta Pusat, tidak menjual premium bersubsidi di SPBU yang berada di jalan tol di seluruh Indonesia dan pembatasan pembelian solar bersubsidi mulai pukul 08.00-18.00 WIB.

Adapun alasan dikeluarkannya kebijakan ini demi menghemat kuota BBM bersubsidi, akibat dari membengkaknya konsumsi penggunaan BBM bersubsidi. Dari rencana kuota 22,81 juta, realisasinya mencapai 22,91 juta. Lalu setujukah warga dengan kebijakan ini?

Saksikan selengkapnya pada tautan video yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (10/8/2014), di bawah ini. (Ado)

Baca juga:

Pascapembatasan BBM, Limbah Plastik Diolah Jadi BBM Alternatif

Pemangkasan Alokasi Solar Gerus Daya Saing Nelayan Lokal

Pembatasan Solar Bikin Jumlah Nelayan Miskin Bertambah 30%

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini