Sukses

Inggris Dukung Serangan Udara AS ke ISIS di Irak

Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon hari ini memimpin pertemuan untuk membahas konflik di Irak.

Liputan6.com, London - Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyetujui serangan udara militernya ke Irak demi menumpas kelompok yang dinamakan Islamic State of Iraq (ISIS).

Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron pun menyatakan dukungannya pada keputusan AS. Dia mengatakan, pihaknya sejalan dengan langkah Negeri Paman Sam dalam memberangus kelompok militan.

"Saya mengapresiasi keputusan Presiden Obama untuk memenuhi permintaan pemerintah Irak untuk membantu mereka memerangi kelompok teroris ISIS demi menyelamatkan para warga yang terancam dan terjebak di kawasan Pegunungan Sinjar (Irak)," ujar Cameron, seperti dimuat BBC, Jumat (8/8/2014).

"Saya sangat setuju dengan Presiden (Obama) dan kita harus berdiri bersama untuk memperjuangkan visi kami bersama -- memperjuangkan hak untuk merdeka, bermartabat -- apapun latar belakang kepercayaannya," imbuh dia.

Selain itu, Cameron juga menyatakan, pihaknya akan mengirim utusan demi membantu para korban. Termasuk mengirimkan sejumlah pasokan makanan, air, dan pakaian ke kawasan Sinjar, Irak, dekat perbatasan Suriah.

"Saya menugaskan beberapa pejabat untuk memberikan bantuan yang kami bisa lakukan untuk mereka di Sinjar," kata Cameron.

Namun demikian, seorang wanita yang menjadi juru bicara Downing Street, kompleks pejabat Britania Raya, mengonfirmasi bahwa Inggris tidak akan mengirim tentara ke Irak untuk membantu Amerika.

Menteri Pertahanan Michael Fallon Inggris hari ini memimpin pertemuan dengan pihak pemerintah untuk membahas konflik di Irak. Sementara Kementerian Luar Negeri dan Persemakmuran (FCO) mendesak warga Inggris yang saat ini berada di wilayah Kurdistan, untuk meninggalkan wilayah berbahaya tersebut.

Gerilya ISIS semakin merajalela di Irak. Beberapa kota sebelumnya dikuasai kelompok tersebut. Mereka juga berhasil menumpas tentara Irak dan mengeksekusi mati para prajurit dan memamerkan tindakan sadis itu di dunia maya. 


Baru-baru ini, ISIS telah merebut kota Qaraqosh, kota Kristen terbesar di Irak akibatnya warga melakukan eksodus untuk menyelamatkan diri. Krisis kemanusiaan pun membayangi kelompok minoritas. Mereka mendapatkan ultimatum, "memeluk Islam atau mati." (Ein)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini