Sukses

Penggemar ISIS Sudah Ada di Austria

Menurut suatu laporan dalam harian Kurier di Austria, barang yang paling laku dijual adalah topi dengan cetakan lambang IS.

Liputan6.com, Wina Dengan kemajuan teknologi informasi, kelompok Daulah Islamiyah (Islamic State/IS) berhasil membangun jaringan di seluruh dunia. Sejumlah negara memutuskan untuk melakukan pemantauan ketat akan adanya benih-benih IS di negara mereka.

Kelompok IS kini juga telah memiliki penggemar di Wina, bahkan telah ada kelompok Facebooknya dan menjual pernak-pernik secara daring. Demikian yang dilansir Liputan6.com dari The Local (6 Agustus 2014).

Menurut suatu laporan dalam harian Kurier di Austria, barang yang paling laku dijual adalah topi dengan cetakan lambang IS.

Kelompok Facebook itu, yang diciptakan oleh seorang pria yang menyebut dirinya Muslim Alhamdulillah, memiliki 236 teman. Ia mengaku beroperasi dari sebuah masjid di kawasan Donaustadt di Wina. Namun, menurut harian Kurier, tidak ada masjid itu di sana.

Gambar-gambar yang ada di kelompok Facebook itu menampilkan beberapa orang bergaya dengan bendera IS sambil mengenakan "seragam tempur" di Floridsdorf dan tempat-tempat lain di Wina.

Sejumlah penggemar sepertinya berasal dari Afghanistan, Chechnya, dan Makedonia. Seorang penggemar, yang memperkenalkan dirinya sebagai penduduk Wina keturunan Turki, menulis: "Saya telah menghapus semua teman palsu dalam hidup saya dan bahagia karenanya. Saya ingin mendapatkan, insya Allah, sejumlah teman sejati..."

Badan Perlindungan Konstitusi Austria tidak berdaya untuk melakukan apapun terkait kelompok itu. Sebetulnya, sudah ada larangan untuk melakukan parade dengan bendera jihad di Wina ataupun untuk menjual topi-topi dengan lambang-lambang teroris.

Walaupun begitu, keanggotaan dalam organisasi teroris dapat didakwa berdasarkan Seksi 278, dan jika ada seorang yang diketahui sebagai anggota kelompok kekerasan kembali ke Austria setelah berperang di Suriah, mereka akan disidik.

Daulah Islamiyah (IS) telah menjadi kelompok jihad utama yang memerangi kekuatan pemerintah di Suriah dan Irak. Ukuran kelompok itu tidak jelas diketahui, namun diduga ada ribuan pejuang di dalamnya, termasuk sejumlah besar warga asing. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini