Sukses

Dokumen Ungkap Inggris Bantu Senjata Israel Serang Gaza

Dibeberkan sejumlah perjanjian kerja sama militer antara perusahaan yang bergerak di bidang pertahanan Inggris dengan Israel.

Liputan6.com, London - Kongres Amerika Serikat baru saja menyetujui pemberian dana US$ 225 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun untuk membantu sistem pertahanan Iron Dome atau anti-rudal milik Israel dalam menghadang serangan roket dari Hamas. [Baca: Kongres AS Setujui Dana Rp 2,6 Triliun untuk Iron Dome Israel]

AS dilaporkan bukanlah satu-satunya negara yang membantu Israel, tapi juga Inggris. Sebuah dokumen mengungkap bahwa Inggris turut membantu agresi militer Israel ke Gaza dengan penjualan senjata tempur.

Dalam dokumen yang diperoleh Badan Anti Penjualan Senjata, Campaign Against Arms Trade (CAAT) disebutkan bahwa senjata militer yang digunakan Israel untuk menyerang Gaza sejak 8 Juli 2014 lalu merupakan buatan Inggris.

Seperti dilaporkan Independent.co.uk, Minggu (3/8/2014), disebutkan pula bahwa 130 perusahaan pembuatan senjata telah mendapat izin resmi untuk merakit peralatan militer sejak 2010, yang kemudian dijual ke Israel.

Dua perusahaan di antaranya diketahui sebagai pihak penyuplai pesawat tak berawak Hermes drone, yang disebut Israel sebagai "tulang punggung" misi militer mereka.

"Hermes drone adalah salah satu pesawat yang paling banyak digunakan Israel, terutama di perbatasan Gaza," tulis laporan tersebut.

Perusahaan manufaktur pesawat, BAE Systems juga dilaporkan turut menjadi penyuplai kerangka dasar pesawat tempur F16S untuk Israel sebelum tahun 2002. Tapi BAE systems saat ini mengonfirmasi bahwa pihaknya sudah menghentikan pengiriman kerangka ke Israel.

Selain itu dibeberkan pula sejumlah perjanjian kerja sama militer antara perusahaan yang bergerak di bidang pertahanan Inggris dengan Israel.

"Israel merupakan salah satu konsumen terbesar bagi Inggris dalam persenjaan militer," tulis Independent.co.uk.

Namun demikian, pemerintah Inggris saat ini menegaskan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan ulang sejumlah perjanjian kerja sama militer Israel lantaran kondisi di Gaza yang semakin parah, termasuk jatuhnya ribuan korban jiwa.

"Kami akan memperhitungkan kembali kesepakatan, termasuk izin penjualan senjata karena risikonya sudah sangat parah, dan untuk mengantisipasi hal-hal yang memicu provokasi dan memperlebar konflik," demikian pernyataan pemerintah Inggris, yang dilansir Al-Arabiya.

Serangan Israel di Gaza terus berlanjut hingga saat ini. Hamas terus pun menghadang. Jumlah korban tewas telah mencapai 1.650 orang. Sebagian besar korban jiwa adalah warga sipil, termasuk banyak wanita dan anak-anak. Sementara di pihak Israel, sebanyak 63 tentara dan 3 warga sipil telah tewas. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini