Sukses

Bomber Bom Atom Hiroshima Terakhir Meninggal Usia 93 Tahun

Liputan6.com, Georgia - Theodore Van Kirk tak sekedar saksi hidup dari malapetaka yang menimpa kota Hiroshima, Jepang, di penghujung Perang Dunia II. Hari itu, 6 Agustus 1945 pukul 08.15, atas perintah Presiden Amerika Serikat kala itu Harry S Truman, bom nuklir "Little Boy" berdaya ledak tinggi dijatuhkan dari pesawat pengebom Enola Gay.

Pagi yang cerah itu berubah menjadi sengsara. Sejauh mata memandang yang terlihat hanya bara api dan asap. Bangunan gosong dan meleleh, tubuh-tubuh bergelimpangan dengan kondisi mengenaskan, termasuk 2.000 murid dan 200 guru yang pagi itu baru memulai kegiatan belajar.

Setidaknya 140.000 orang tewas, sementara mereka yang selamat dihantui penyakit akibat radiasi. Setelah bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki, Jepang menyerah kalah.



Kala itu, Van Kirk  adalah navigator dari Enola Gay, pesawat B-29 Superfortress yang menjatuhkan bom atom pertama di dunia. Ia berusia 24 tahun saat itu.

Kini, anggota terakhir dari kesatuan bomber AS itu telah meninggal dunia. Ia menghembuskan nafas terakhir di rumah jompo di Georgia. Pada usia 93 tahun.

Saat diwawancara pada tahun 2005, Van Kirk mengatakan, berdasarkan pengalamannya selama Perang Dunia II, perang apalagi penggunaan bom atom sama sekali tak menyelesaikan masalah. Ia ingin senjata semacam itu dimusnahkan.

"Namun, jika ada yang punya, aku ingin memilikinya lebih dari apa yang dimiliki musuhku," kata dia, seperti Liputan6.com kutip dari Guardian, Rabu (30/7/2014).

Van Kirk masih bergabung dengan kemiliteran hingga setahun sebelum perang usai. Lalu, ia kembali ke bangku kuliah, belajar teknik kimia, lantas bekerja di DuPont hingga pensiun pada 1985.

Ia kemudian pindah dari California ke Atlanta, agar lebih dekat dengan sang putri. Seperti halnya veteran Perang Dunia II yang lain, Van Kirk tak banyak bicara soal pengabdiannya selama perang.

"Aku bahkan tak tahu sama sekali hingga usiaku 10 tahun -- setelah aku membaca beberapa kipling berita lama di loteng nenekku," kata putranya Tom Van Kirk.

Karir militer Van Kirk senior diunggap dalam sebuah buku yang diterbitkan pada tahun 2012. Buku itu berjudul, 'My True Course' yang ditulis Suzanne Dietz.

Dalam buku itu, pria sepuh itu digambarkan sebagai sosok enerjik, sangat cerdas dan punya selera humor yang hebat. "Seperti ngobrol dengan kakekmu di meja dapur, mendengarkan kisah hidupnya," kata  Suzanne Dietz.

Van Kirk akan dimakamkan 5 Agustus mendatang di kampung halamannya di Northumberland, Pennsylvania. Ia akan dikebumikan di sebelah istrinya yang meninggal pada 1975 lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.