Sukses

Hacker China Bobol Sistim Pertahanan Rudal Israel 'Iron Dome'?

Liputan6.com, Tak hanya kecanggihan persenjataan, sistim pertahanan anti-rudal Israel yang disebut Iron Dome atau 'kubah besi' menjadi faktor pembeda dalam konflik Israel-Palestina yang terjadi belakangan ini. Membuat jumlah korban jiwa di pihak negeri zionis bisa diminimalisasi. Dari 53 yang tewas, 50 di antaranya tentara.

Sementara, di pihak Palestina yang tak punya perlindung secanggih itu, sebanyak 1.200 warga Gaza meninggal dunia. Mayoritas penduduk sipil termasuk anak-anak tak berdosa.

Baru-baru ini terkuak, peretas (hacker) yang diduga berafiliasi dengan militer Tiongkok dilaporkan pernah mencuri 'sejumlah besar data sensitif' mengenai perisai rudal Israel yang juga didanai Amerika Serikat.

Dokumen dari tiga kontraktor pertahanan Israel dilaporkan dicuri dalam serangkaian serangan hacker pada 2011 dan 2012 oleh kelompok yang diketahui sebagai  "Comment Crew" -- organisasi peretas yang disebut-sebut didanai oleh Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).

Tuduhan terkait serangan tersebut disampaikan kelompok cybersecurity, Cyber ​​Engineering Services (CyberESI) di blog analis keamanan independen Brian Krebs.

Berdasarkan laporan tersebut,  kontraktor pertahanan Israel, Israel Aerospace Industries (IAI), Rafael Advanced Defence Systems, dan Elisra Group dijadikan target. Data yang dibobol termasuk dokumen teknis yang meliputi segala sesuatu dari roket balistik sampai drone.

Joseph Drissel dari CyberESI mengatakan bahwa, berdasarkan sifat serangan, para peretas sedang mencari tahu informasi tentang Iron Dome.

Para hacker juga mencuri dokumen 900 halaman yang menyediakan informasi skema rinci dari rudal Arrow III -- teknologi yang menurut  Joseph Drissel tidak didesain Israel, "melainkan oleh Boeing dan kontraktor pertahanan AS."

"Dalam prosesnya, mereka pada dasarnya menyerahkan banyak hal yang mungkin juga digunakan dalam sistem kita (AS), "kata Drissel kepada Krebs, seperti Liputan6.com kutip dari Belfast Telegraph, Rabu (30/7/2014).

Koneksi dengan pihak AS mungkin jadi penyebab mengapa peretasan itu tak dilaporkan oleh kontraktor Israel. Dua dari mereka menolak berkomentar, sementara IAI mengatakan, itu "informasi lama".

"IAI melakukan tindakan pencegahan insiden seperti itu di masa depan," kata  juru bicara IAI Eliana Fishler.

Comment Crew, yang jadi 'tersangka' peretasan diidentifikasi oleh perusahaan keamanan Mandiant pada Februari 2013 sebagai  Unit 61398 yang menjadi bagian dari PLA. Laporan ini menyebabkan penangkapan 5 anggota kelompok itu oleh Departemen Kehakiman AS terkait serangan terhadap perusahaan-perusahaan swasta.

Namun, CyberESI belum mengungkap bukti langsung keterlibatan militer Tiongkok. Sementara, modusnya diduga dengan menginstal sejumlah tool dan program  Trojan pada sistem internal kontraktor Israel, dengan cara itu  hacker dilaporkan memperoleh akses ke akun email dari para petinggi.

Kepada Business Insider, ilmuwan riset Jon Lindsay dari University of California's Global Institute on Conflict and Cooperation mengatakan, peretasan bisa mengindikasikan ketertarikan Tiongkok untuk mengembangkan perisai rudal mereka sendiri. Apalagi, teknologi semacam itu sulit dikembangkan. Juga tak murah.

Tiongkok Siap Bantu Gaza

Sementara itu di Beijing, Menteri Luar Negeri China,  Wang Yi mengaku pihaknya menyesalkan konflik yang terjadi di Gaza. Mengutuk keras konflik yang telah menewaskan lebih dari 1.200 warga Palestina dan lebih dari 50 warga Israel.

"Pertempuran terus terjadi, bahkan di saat perayaan Idul Fitri. Kami merasa sedih dan berduka," kata Pak Menlu seperti dimuat situs People Daily.

Tiongkok mengaku siap membantu perundingan damai antara Palestina dan Israel.

"China mengerti bagaimana rakyat Gaza telah menderita dan akan terus memberikan bantuan sesuai kapasitas kami untuk Palestina dan Jalur Gaza," kata Wang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.