Sukses

Titik Panas di Riau dan Kalbar Terus Membara

Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua, hari ini titik panas di Riau terdeteksi 143 titik, sedangkan di Kalbar 268 titik.

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Idul Fitri 1435 Hijriah dibarengi dengan peningkatan titik panas (hotspot) di Provinsi Riau dan Kalimantan Barat. Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua, hari ini titik panas di Riau terdeteksi 143 titik, sedangkan di Kalbar 268 titik.

Distribusi titik panas di Riau adalah Rohil 46 titik, Bengkalis 24, Dumai 35, Inhil 6, Inhu 3, Kampar 2, Kuansing 7, dan Pelalawan 10.

"Jarak pandang di Dumai dan Pelalawan pendek karena tertutup asap," imbuh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa (29/7/2014).

Sedangkan di Kalbar, sebaran titik panas adalah Bengkayang 15 titik, Kapuas hulu 25, Kayong Utar 7, Ketapang 19, Kubu Raya 15, Landak 8, Melawi 8, Pontianak 19, Sambas 65, Sanggau 33, Sekadau 5, Singkawang 2, dan Sintang 47.

Sementara itu, Kepala BNPB Syamsul Maarif telah memerintahkan memindahkan helikopter MI-8 dari Palangkaraya ke Pontianak untuk melakukan pemadaman dengan water bombing. Sedangkan di Riau, 100 personel TNI AD, 100 personel TNI AU, dan 500 personel Polri ikut memadamkan titik api di darat.

"Ratusan personel Manggala Agni, BPBD, dan relawan juga ikut memadamkan api. Namun demikian pembakaran yang dilakukan oleh oknum individu dan kelompok masih lebih intensif sehingga hotspot makin banyak," jelas Sutopo.

Pada Senin 28 Juli kemarin, setelah selesai merayakan Lebaran, aparat dari Brimob, Polda Riau, Polres dan Manggala Agni melakukan pemadaman di beberapa titik. Bahkan, water canon Polres Inhil digunakan untuk memadamkan api karena terbatasnya air untuk memadamkan.

"Sementara kabut asap telah menutupi wilayah Dumai sehingga jarak pandang hanya 2 kilometer pada pagi hari," imbuhnya.

Satgas darat melaporkan sudah 848 hektare lahan yang terbakar. Di lapangan, wilayah yang terbakar lebih luas karena banyak daerah terbakar yang sulit dimasuki, sehingga tidak terhitung luasnya. "Saat ini satgas udara masih terus mengoperasikan water bombing dan modifikasi cuaca," pungkas Sutopo. (Mvi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini