Sukses

Jenazah 2 Polisi yang Tertembak Dibawa ke Jayapura dan Semarang

Rombongan polisi ini diberondong tembakan oleh kelompok kriminal bersenjata yang diduga dibawah pimpinan Puron Wenda.

Liputan6.com, Jayapura - 2 Anggota Polres Lanny Jaya, Papua yang tewas tertembak oleh kelompok kriminal bersenjata di Kampung Nambume akan dimakamkan di kampung halaman masing-masing, yaitu di Jayapura, Papua dan Semarang, Jawa Tengah.

2 Polisi yang tewas yaitu Bripda Zulkifly M Putra tertembak di bagian kepala dan Bripda Yoga Aksel Jetru Ginuni yang tertembak di bagian badannya. Sementara 2 anggota lain yang tertembak atas nama Bripda Alex Numberi tertembak di bagian tangan kanan dan dada serta Briptu Helskia Bonyadone tertembak di bagian perut.

"Hari ini 2 jenazah akan dievakuasi dari Wamena ke Jayapura, setelah itu jenazah Zulkifli akan disemayamkan di Asrama Polisi Kloofkamp, Jayapura. Sementara jenazah Yoga akan langsung diterbangkan ke Semarang. 2 Korban luka tembak lainnya juga dievakuasi ke RS Bhayangkara, Kota Jayapura," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono di Bandara Sentani, Jayapura, Selasa (29/7/2014)

Pudjo menyebutkan saat kejadian, 8 anggota polisi hendak melakukan kegiatan pembinaan masyarakat ke kampung-kampung. Ke-8 polisi tersebut berangkat dari Polres Lany Jaya ke arah Kampung Indawa dan Makki sebagai lokasi pembinaan desa tersebut.

Belum tiba di lokasi, tepatnya di Kampung Nambume, rombongan polisi ini diberondong tembakan oleh kelompok kriminal bersenjata yang diduga dibawah pimpinan Puron Wenda.

"Mobil yang ditumpangi anggota ditembaki dari arah kiri, sehingga mobil dan penumpang jatuh ke arah jurang. Saat kejadian itu, 2 anggota polisi langsung tewas di tempat, 2 kena luka tembak dan selamat serta 4 anggota lainnya juga selamat dari peristiwa tersebut," ujarnya.

Baku tembak terjadi sekitar 1 jam. Selang 45 menit setelah baku tembak, bantuan dari Polres Lannya Jaya tiba di lokasi dan berhasil memukul mundur kelompok Puron Wenda hutan di sekitar lokasi kejadian.

Polisi mengklaim selama ini kelompok Puron Wenda terus mengganggu program pembangunan di daerah itu. Kelompok ini juga sering memeras warga dengan bermodalkan senjata api yang mereka miliki.

"Mereka juga menembaki tukang ojek, guru, paramedis, pendeta dan juga TNI-Polri yang bertugas di sana. Ini semua dilakukan untuk menunjukkan bahwa mereka masih eksis. Kami berharap semua elemen masyarakat bersatu untuk melawan kelompok tersebut," tandas Pudjo. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini