Sukses

PBB: Penembakan Pesawat MH17 Kejahatan Perang

Liputan6.com, Washington DC - Jatuhnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 tengah diselidiki. Diduga kuat, pesawat yang mengangkut 298 orang itu jatuh karena ditembak rudal di dekat Kota Donetsk, Ukraina Timur. Donetsk adalah kota yang dikuasai pemberontak pro-Rusia yang mengupayakan pemisahan wilayah dari Ukraina.

Dugaan penembakan tersebut diperkuat dengan ditemukannya sejumlah bolongan, diduga serpihan dari tembakan rudal pada puing kapal terbang Boeing 777 tersebut.

Atas hal itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turun tangan untuk membantu menginvestigasi kasus tersebut. Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Navi Pillay menyatakan, tragedi MH17 bisa masuk kejahatan perang.

"Jatuhnya pesawat itu bisa masuk dalam kejahatan perang. Ini pelanggaran hukum internasional, dan bisa dikategorikan sebagai kejahatan perang," ujar Pillay seperti dimuat SBS, Senin (28/7/2014).

Dia menambahkan, pihaknya menilai masalah ini sangat serius, lantaran nyawa yang melayang akibat konflik pemerintah Ukraina dan pemberontak mencapai angka 1.100 orang, termasuk 298 korban MH17.

"Berbagai upaya kami akan lakukan untuk mencari dalang penembakan tersebut, dan siapa pun yang melakukan pelanggaran serius terhadap hukum internasional ini, termasuk kejahatan perang, akan diseret ke pengadilan. Tidak peduli siapa pun mereka," papar Pillay.

Selain itu, kedua kubu yang bertikai sama-sama menggunakan senjata berat yang membahayakan warga sipil, seperti artileri, tank, roket, dan rudal. "Mereka harus berhati-hati dan memperhatikan kemungkinan lebih banyak warga sipil yang menjadi korban," tandas Pillay.

Hingga kini belum diketahui pasti pihak mana yang menembak pesawat MH17. Ada tiga pihak yang dituding terlibat, yakni militer Ukraina, pemberontak Ukraina yang pro-Rusia, dan Rusia.

Menurut laporan yang berasal dari media Rusia, militer Ukraina bertanggung jawab atas jatuhnya MH17, lantaran warna pesawat tersebut mirip dengan warna kapal terbang kenegaraan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ukraina dianggap salah sasaran, menembak pesawat sipil.

Sementara laporan lain mengarah kepada Rusia dan pemberontak Ukraina yang menjadi pelaku penembakan. Hal ini berdasarkan sejumlah foto yang menunjukkan peluncur roket digiring dari Rusia ke Ukraina. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini