Sukses

KPK Amankan 7 Orang Terkait Dugaan Pemerasan TKI di Soetta

Mereka kemudian digelandang ke Kantor Angkasa Pura II, Kantor Cabang Utama Bandara Soetta.

Liputan6.com, Jakarta - KPK melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Sidak ini dilakukan bersama PT Angkasa Pura II, Mabes Polri, Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI).

"Iya ada sidak terkait TKI," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha di Bandara Soetta, Tangerang, Banten, Sabtu (26/7/2014) dini hari.

Berdasar informasi yang dihimpun, sidak ini terkait dugaan pemerasan dan pungutan liar terhadap para Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Pemerasan dilakukan dengan beragam modus, salah satunya melalui penukaran kurs ke mata uang rupiah dengan harga jauh di atas normal.

Pantauan Liputan6.com, sementara ini ada 7 orang yang diamankan dalam sidak yang dilakukan di Terminal Kedatangan 2F ini. Mereka kemudian digelandang ke Kantor Angkasa Pura II, Kantor Cabang Utama Bandara Soetta.

Masih berdasar informasi, pemerasan dan pungli itu dilakukan oleh oknum-oknum instansi pemerintahan terkait TKI. Bahkan diduga ada sistem jaringan dalam pemerasan dan pungli ini dengan melibatkan para calo yang kerap 'gentayangan' di Bandara Soetta. Tak cuma itu, informasi yang diterima menyebutkan adanya aparat kepolisian dan TNI yang ikut terlibat.

Sementara ini belum ada pernyataan resmi dari pihak KPK, Bareskrim, Angkasa Pura II, UKP4 maupun dari BNP2TKI. Mereka masih melakukan interogasi terhadap orang-orang yang diamankan.

Adapun para pimpinan KPK yang tampak hadir, yakni Ketua KPK Abraham Samad, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, Zulkarnaen, dan Adnan Pandu Praja. Sementara Wakil Ketua KPK Busyro Muqqodas tidak hadir. Sedangkan dari pihak Polri hadir Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius.

Diketahui, KPK sebelumnya sudah melakukan kajian mengenai adanya dugaan pemerasan dan pungli terhadap TKI sejak lama. Kajian itu dilakukan pada 2006.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini