Sukses

Perubahan Cuaca Bengkulu Picu Turbulensi

Kondisi angin kencang pada keadaan terbang rendah juga dinilai sangat berisiko.

Liputan6.com, Bengkulu - Perubahan cuaca yang terjadi secara mendadak dalam sepekan terakhir memicu terjadinya turbulensi atau goncangan di jalur penerbangan Jakarta-Bengkulu. Para pilot pengemudi pesawat harus bisa mengatur siasat agar penerbangan mereka yang melewati wilayah Lampung dan Bengkulu bagian selatan lancar.

Pilot maskapai Citilink, Kapten Laksono Mardianto mengaku harus menggunakan strategi terbang lebih tinggi atau di bawah jalur penerbangan normal.

"Jalur normal penerbangan untuk pesawat jenis Boeing dan Airbus adalah antara 30-34 ribu kaki. Wilayah itu yang sering terjadi turbulance," ujar Kapten Laksono di Bandara Fatmawati, Bengkulu (25/7/2014).

Untuk menghindari kondisi senyap atau bahkan guncangan di udara, dia terpaksa menaikkan pesawat hingga ketinggian di atas 34 ribu kaki atau terbang rendah di bawah 30 ribu kaki.

Kondisi angin kencang pada keadaan terbang rendah juga dinilai sangat berisiko. Sebab kontur bumi yang dalam jejeran Bukit Barisan sebelum landing di Bandara Fatmawati akan mempengaruhi getaran di dalam kokpit pesawat.

Kepala Bandara Fatmawati Bengkulu Sri Muriani mengaku, terjadi beberapa kali penundaan pendaratan akibat cuaca yang sering tidak menentu. Tetapi dia menjamin, kondisi landas pacu bandara dalam keadaan baik dan tidak ada kendala untuk pendaratan dan take off.

"Kondisi landasan dalam keadaan baik maskapai mau beroperasi siang maupun malam, kami siap melayani," ujar Sri.

Pantauan Liputan6.com, dalam tiga bulan terakhir, terjadi sedikitnya 5 kali pengalihan pendaratan dari Bandara Fatmawati ke Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang akibat cuaca ekstrem dan jarak pandang yang kurang dari 200 meter. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.