Sukses

Soal Gaza, Israel Tuding Qatar

Liputan6.com, Kairo Perang Hamas-Israel di Jalur Gaza terus berlangsung dan memakan korban jiwa penduduk sipil Palestina yang sungguh tidak sedikit.

Dari suatu kabar di media Iran, Javan, beberapa hari yang lalu, terungkaplah gencarnya kiriman roket dan senjata untuk dipergunakan Hamas menyerang Israel selama belasan tahun belakangan ini. Selain itu, ditengarai adanya dukungan dana luar biasa dari Qatar kepada Hamas.

Pada Rabu lalu Presiden Israel, Shimon Peres, mengatakan dalam suatu rapat dengan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, bahwa Qatar telah menjadi "penyandang dana terbesar sedunia untuk terorisme," demikian dilaporkan oleh media Israel.

Ia menambahkan bahwa Qatar tidak punya hak untuk membiayai pengadaan rudal-rudal yang oleh Hamas diarahkan ke "warga sipil tak bersalah". Demikianlah yang dilansir Liputan6.com dari Al Ahram.

Dalam rapat darurat pada Rabu lalu, Presiden Israel itu menyerukan Dewan Hak Azasi Manusia (HAM) PBB untuk menolak terorisme.

Di lain pihak, ketua Komisi HAM PBB, Navi Pillay, mengatakan bahwa Israel ditengarai telah melakukan kejahatan perang di Gaza.

Dengan mencontohkan serangan-serangan Israel di kawasan pantai, wanita itu mengatakan, "Ini hanyalah segelintir contoh di mana diduga ada kemungkinan sangat kuat bahwa hukum kemanusiaan telah dilanggar, dalam cara yang dapat mengarah kepada kejahatan perang."

"Setiap kejadian ini haruslah disidik secara benar dan mandiri," kata Pillay dalam komentarnya yang terkeras tentang serbuan Israel di Gaza.

Israel dihadapkan kepada kecaman-kecaman internasional karena terus meningkatnya angka kematian warga sipil di Gaza dan juga kepada tekanan ekonomi yang disebabkan adanya larangan terbang ke Tel Aviv yang diterapkan oleh Administrasi Penerbangan Federal (Federal Aviation Administration/FAA) di AS maupun oleh sejumlah perusahaan penerbangan.

Sambil menyesali adanya larangan terbang itu, Peres mengatakan "Jalan keluarnya bukanlah penghentian penerbangan, tapi penghentian serangan-serangan roket yang membahayakan lalu lintas udara di seluruh dunia."

Menurut Reuters, pihak Israel menghajar sejumlah tempat di seantero Jalur Gaza pada Rabu lalu, termasuk satu-satunya pembangkit listrik di sana. Pada saat yang sama, para diplomat sedang berusaha mengentikan pertumpahan darah.

Sejauh ini, serbuan ke Gaza telah menewaskan lebih dari 630 warga Palestina, kebanyakan anak-anak dan warga sipil, termasuk anak berusia 7 tahun yang terkena peluru pada Rabu lalu di bagian selatan Gaza, demikian menurut petugas medik. Ada 31 orang yang tewas di pihak Israel, dan 29 di antaranya adalah tentara.

Para Rabu lalu, badan pembuat keputusan Palestina yang dipimpin oleh Presien Mahmoud Abbas mendukung tuntutan Hamas untuk penghentian permusuhan dengan Israel. Hal ini dapat membantu upaya gencatan senjata yang ditengahi Mesir.

Berbicara dalam jumpa pers bersama dengan rekanan Mesirnya, Sameh Shoukry, di Kairo, Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan pada Selasa lalu bahwa ia mendukung gencatan senjata yang diajukan oleh Mesir untuk menghentikan kekerasan antara pasukan Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

"Ada kerangka kerja untuk menghentikan kekerasan dan kerangka kerja yang dimaksud ialah gagasan Meisr yang telah diajukan itu," kata Kerry. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.