Sukses

Kisah WNI Ditabrak Taksi Sampai Kaki Diamputasi

Setelah ditabrak, Ismail harus merasakan penderitaan koma selama lima hari.

Liputan6.com, Melbourne - Musibah memang tak dapat dihindari. Seperti nasib pahit yang harus dirasakan oleh pria asal Muara Dua, Sumatera Selatan ini. Namanya Ismail Marzuki, seorang awak kapal yang kebetulan sedang berada di Melbourne. Mungkin ia tak pernah menyangka bahwa kakinya harus diamputasi karena kejadian tragis dialaminya pada Rabu 11 Juni lalu.

Semuanya berawal saat Ismail tiba dini hari di Bandara Internasional Melbourne dan sedang bersiap untuk pulang ke Indonesia. Saat lelaki berusia 32 tahun ini sedang menurunkan koper dari mobil van yang mengantarnya, sebuah taksi tiba-tiba datang dan langsung menabraknya dari belakang.

Setelah ditabrak, Ismail harus merasakan penderitaan koma selama lima hari. Hasil diagnosa dokter di RS Royal Melbourne menyatakan  bahwa kaki kiri pria malang ini harus diamputasi. Sementara tulang kaki kanannya sampai sekarang masih retak, sehingga belum bisa digunakan untuk menapak.

Ketika ditemui Erwin Renaldi dan Rama Aditydarma dari ABC yang dikutip Liputan6.com, Kamis (24/7/2014), Ismail sedang menjalani fisioterapi yang tahapnya diperkirakan sampai beberapa bulan mendatang.

Walau kejadian nahas ini telah menimpanya, Ismail mengaku dirinya pasrah saja kepada Tuhan dan tabah. Sebagai seorang manusia biasa, hatinya hancur dan ia kerap kali menangis karena kejadian yang menimpanya ini. Tetapi ia tetap meyakinkan diri ini adalah ujian dari Tuhan.

Sebenarnya, Ismail tak memiliki rencana untuk berada di Melbourne. Saat itu ia sedang bekerja di kapal untuk mengirimkan kiriman minyak mentah dari Vietnam ke Geelong. Geelong adalah sebuah pelabuhan yang berjarak sekitar 1 jam dari Melbourne.

Ternyata, kontraknya dengan kapal tersebut sudah habis. Ismail terpaksa memilih pulang dan turun di pelabuhan terdekat. Kebetulan, saat itu kapal pengirim minyak memang sedang menuju Geelong. Di situlah seharusnya dia diturunkan untuk pulang ke Indonesia menggunakan pesawat dari Melbourne.

"Saya sampai di Geelong waktu itu sore sekitar jam empat, lalu subuhnya sudah langsung ke bandara," tutur Ismail.

Ia masih tak menyangka bagaimana bisa, saat sedang menurunkan barang, tiba-tiba dirinya sudah ditabrak dari belakang. “Kalau kecelakaannya itu waktu di parkiran atau waktu saya nyeberang mungkin memang salah saya, tapi ini saya sedang nurunin barang, kok tiba-tiba ditabrak,” kata Ismail sedih.

Ismail tidak marah atau menuntut sang pengendara taksi yang menabraknya. Ia justru menerima permohonan maaf dari pengendara taksi itu dengan hati lapang. "Ketika saya di rumah sakit, dia datang buat minta maaf," katanya sembari tersenyum.

Kaki Palsu

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kaki Palsu


Yeni Arlina, istri tercinta Ismail langsung datang dari kampungnya saat mendengar kabar tersebut. Ia sudah berada di sana semenjak minggu pertama. Meski harus melewati proses yang cukup rumit untuk sampai di Melbourne, Yeni bersyukur masih bisa mendampingi sang suami di masa yang sulit.

"Alhamdulilah bisa sampai sini, bisa ketemu," katanya.

Awalnya Yeni mengaku tak percaya saat mendengar kabar tentang keadaan suaminya dan kaget waktu melihat keadaan suaminya di rumah sakit. Yeni hanya bisa pasrah pada kehendak Tuhan.

"Hari pertama itu kaki memang belum diamputasi. Tapi karena peredaran darahnya nggak jalan maka terpaksa diamputasi," jelas Yeni.

Pasca-tabrakan, Ismail kerap mengalami banyak masalah dengan otot dan syaraf sehingga ia harus melewati berbagai operasi untuk menyambung otot, tulang, dan syarafnya sebelum akhirnya keputusan amputasi pun diambil.

"Waktu saya habis tertabrak itu suara saya nggak keluar, katanya pita suara saya putus. Sakit sekali waktu kejadian, saya masih dalam keadaan sadar selama perjalanan hingga dibius, ketika di ambulans saya minta air putih, habis saya minum sedikit lega rasanya,” kata Ismail.

Laki-laki yang memiliki anak berumur tiga tahun ini terpaksa harus menjalani bulan Ramadan di Melbourne. Terlepas dari semuanya, ia merasa sangat bersyukur atas dukungan dari komunitas Indonesia di Melbourne yang sering datang menjenguk.

"Setiap sore itu biasanya ada yang ngirim makanan untuk berbuka puasa," tambahnya lagi. Kedua pasangan itu bahagia dengan dukungan komunitas Indonesia di Melbourne. Juga dari pihak konsulat yang menurut mereka sangat membantu. "Dari saya datang sampai sekarang Alhamdulillah ada yang bantu," tambah Yeni.

Tak hanya memberi dukungan secara mental, Komunitas Surau Kita (komunitas Muslim Indonesia di Melbourne) -- terus memberi dukungan termasuk mempersiapkan agar Ismail dapat beribadah untuk Hari Raya Idul Fitri di sana. Rencananya pria itu akan dibawa untuk melaksanakan ibadah salat idul fitri di daerah Brunswick, yang memang tidak jauh dari lokasi RS Royal Melbourne.

Segala biaya perawatan Ismail di RS dan selama rehabilitasi ditanggung oleh TAC (Transport Accident Commission), komisi yang mengurusi kecelakaan lalu lintas di Australia. TAC juga akan menanggung biaya sampai rehabilitasinya selesai dan hingga Ismail dapat berjalan kembali dengan kaki palsu.

Tidak hanya itu, perusahaan tempat dia bekerja juga telah membiayai kedatangan sang istri ke Melbourne. Bulan depan, sang istri akan kembali ke Indonesia untuk menjemput anak semata wayang mereka.

Fasilitas yang disediakan dari pusat rehabilitasi sendiri cukup baik, hingga saat ini Ismail mendapatkan perawatan fisioterapi secara rutin dan yang juga dihadiri oleh penerjemah untuk membantunya berkomunikasi dengan terapis.

Untuk dapat berjalan kembali, sepertinya Ismail masih memerlukan waktu cukup lama. Ketika ditanya kapan bisa pulang, Ismail dan istrinya mengaku belum tahu. Menurut mereka, butuh waktu sekitar empat minggu agar kaki kanannya dapat berdiri lagi. "Kalau kaki kanan sudah bisa menapak baru bisa dipasang kaki palsunya," kata Yeni.

(Safira Badri/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini